Tempat Curhat Terbaik adalah Ibu

Emang lebih cantik mamak sih :D


Momen libur panjang selalu jadi quality time bareng keluarga bagiku, terutama bersama mamak. Karena momen yang paling aku tunggu sewaktu masih sibuk di tanah perantauan pastilah menceritakan semua keluh kesah bersama mamak. Meskipun bisa diceritakan via telpon, ya tetap saja kurang puas. Pasti kalau pulang kampung aku akan menghabiskan banyak waktu untuk bercerita dan berdiskusi sama mamak. 

Bercerita tentang apapun, dimanapun dan dalam situasi apapun. Memang begitu, kami biasanya berbincang mulai dari hal kecil sampai yang berat. Misalnya tentang kuliah, makanan, beli baju, make up, masakan, bikin kue, persahabatan, teman laki-laki dan begitu juga sebaliknya. Mamak akan menceritakan pengalamannya selama kami berpisah, misal tentang perkembangan dagangnya, keuangan, kehidupan sosial di lingkungan, dan banyak hal lainnya.

Kami bisa bercerita sepanjang hari, saat bersih-bersih rumah, masak bareng, atau pas lagi di ladang. Barangkali itulah yang menyebabkan aku suka sekali bercerita. Karena aku memang dari kecil sering bercerita dengan mamak tentang semua hal yang terjadi padaku. Dengan begitu aku akan mudah memahami apa yang sebenarnya dimaui mamak dari anaknya, atau mamak juga akan mudah tahu apa yang aku mau.

Semakin dewasa obrolan kami semakin seru dan asik. Kalau dulu aku hanya bercerita masalah-masalah kecil seputar sekolah dan lingkungan bermain. Tapi kini sudah semakin luas jangkauan perbincangan kami. Sudah merambah ke berbagai bidang. Misalnya pekerjaan, masa depan, pengelolaan keuangan, dan membangun rumah tangga. 

Kehidupan broken home yang ku alami tak pernah menjadikanku anak yang ekslusif dan tertutup. Justru aku sering mengorek dan mengarahkan mamak untuk mengevaluasi kehidupan rumah tangganya supaya aku dapat inspirasi untuk membangun pernikahan impian. 

Dulu, dari nada-nada pembicaraannya, mamak tidak menyukai kalau aku menikah muda dan dengan orang yang jauh rumahnya dari rumahku. Katanya kalau buru-buru nikah nanti tidak puas menikmati masa muda, belum sempat senang-senang sendiri. Pun juga kalau dapat suami yang jauh, nanti akan sedih kalau tidak bisa sering berkunjung ke tempat mamak. Intinya beliau tidak mau apa yang ia derita dahulu, aku juga mengalaminya. 

Ya mungkin karena mamak terlalu sayang dengan anaknya yang kedua-duanya adalah perempuan. Khawatir kalau semua dapat orang jauh, sehingga nanti jarang mengunjunginya saat usianya telah senja. Aku tahu mamak pasti akan merindukan momen-momen bercerita dengan anak-anaknya. Ketika mereka sudah membangun keluarga kecilnya, sibuk dengan kehidupan barunya. Karena akupun sama. Pasti akan merindukan momen-momen yang barangkali sebentar lagi tak dapat ku lakukan lagi. Karena pasti usia dewasa paling tidak menuntunku untuk terus produktif. Boleh jadi produktif dalam karier yang akan susah berquality time dengan mamak atau produktif karena memutuskan berkeluarga.

Tapi sekarang mamak sudah mulai membebaskanku. Akan menjalani kehidupan seperti apa setelah merampungkan studi. Akan melanjutkan kuliah, bekerja atau menikah. Juga terserah dengan siapa saja yang penting membuatku nyaman. 



Aku tahu, di sini mamak sedang menaruh kepercayaan besar padaku. Bahwa sebagai orang dewasa aku sudah dapat berpikir akan bagaimana merencanakan masa depan. Tapi tentu saja aku akan kebingungan jika tidak ada arahan. Makanya dengan bercerita aku mengambil pengarahan dan pengajaran.

0 Response to "Tempat Curhat Terbaik adalah Ibu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel