Belajar Sejarah Indonesia Lewat Novel Pulang

Belajar Sejarah Indonesia Lewat Novel Pulang

Setelah selesai membaca Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori, akhirnya saya memutuskan membaca karya beliau yang lain. Yha betul, Novel berjudul Pulang. Setelah menamatkan novel pulang ini, menurut saya ada irisan antara Laut Bercerita dan Pulang, meskipun dengan penokohan yang berbeda juga latar tempat dan waktu yang berbeda.

Novel pula berlatar tempat di Paris sekitar tahun 1968 hingga 1998. Bercerita tentang perjalanan Eks Tapol yang berhasil melarikan diri atau kebetulan dapat keluar dari Indonesia tanpa di rencanakan. Kemudian tak dapat kembali ke Indonesia lagi selama puluhan tahun, sampai presiden yang berkuasa selama 30 tahun lebih itu menyatakan pengunduran dirinya.

Novel ini sangat kaya akan referensi, dan isinya benar-benar menggambarkan sejarah Indonesia meski dikemas dalam karya fiksi. Setelah membacanya, saya jadi merasa belajar sejarah waktu sekolah tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan fakta-fakta yang digambarkan dalam Novel Pulang.

Sama seperti Laut Bercerita, saya juga dibuat nangis tersedu-sedu membayangkan situasi politik pada tahun-tahun itu apalagi kalau kita hidup sebagai eks tahanan politik, menjadi anak eks tahanan politik atau sekadar memiliki afiliasi keluarga dengan eks tahanan politik.

Ialah Dimas Suryo yang menjadi narator awal cerita novel ini, yang kelak, semua penuturan dalam Novel Pulang ada hubungan dengan dirinya. Dimas dengan kehidupan yang tak mampu membuatnya memilih, ia harus menciptakan sejarah hidupnya dengan penuh liku. Memiliki istri berdarah prancis dan anak yang blasteran Prancis-Indo tak membuatnya cukup melupakan masa lalu dan hidup dalam bayang-bayang masa lalu hingga akhir hayatnya.

Ialah Risjaf, Nugrogo, Tjai, Surti dan Aji, orang-orang terdekat Dimas yang sama-sama menderita teror karena dianggap berafiliasi dengan PKI dan juga senantiasa mendukung dan memaklumi segala keruwetan hidupnya. Hingga kemudian, Lintang Utara yang merupakan darah daging Dimas sendiri, membuka tabir rahasia kehidupan Dimas baik yang ada kaitannya dengan politik Indonesia kala itu maupun kisah asmara Dimas di masa lalu.

Salah satu irisan yang tercipta dari Novel Laut Bercerita dan Novel Pulang adalah penuturan tentang Makanan. Niscaya ketika membaca Novel ini kita akan diserang rasa lapar juga ingin mencicipi makanan yang sedang diceritakan. Semula, saya memiliki asumsi bahwa penulis memiliki ketertarikan pada bidang kuliner. Namun, ternyata, rumah makan tanah air yang dibangun oleh keluarga eks tapol di Perancis memang benar adanya. Hal itu, berdasarkan fakta yang ditemukan penulis pada risetnya.

Seperti pula judulnya, pulang menggambarkan rumah mana yang akan kita jadikan tempat pulang. Karena setidaknya ada dua tempat yang sama-sama memberikan sejarah kelam namun juga memberikan keindahan yang tak pernah sanggup dilupakan.

“Rumah adalah tempat tujuan kita, sebuah tempat yang akan memeluk kita.” Hlm 116

Pemerintah otoriritarian pada tahun 1965 hingga 1998 sebetulnya telah menorehkan sejarah yang luar biasa bagi Indonesia pasca kemerdekaan. Namun, sayangnya ini semua tidak pernah diceritakan atau disampaikan dalam pelajaran anak sekolah. Sejarah, yang ingin diperkenalkan kepada generasi muda adalah sejarah versi pemerintah yang aman tanpa pertumpahan darah antar masyarakat bangsanya sendiri.

Sejarah pada masa sekolah menjelaskan tentang betapa kejinya Negara Belanda dan Jepang menjajah bangsa ini. Tapi juga lupa, bangsa ini telah dijajah oleh bangsanya sendiri. Oleh orang-orang yang entah dengan santainya merasa bangsa ini hanya untuk dirinya dan keluarganya. Setidaknya, itulah penilaian saya.

Maka lewat, novel-novel berlatar sejarah inilah, sebenarnya kita dapat benar-benar memahami sejarah kelam bangsa kita. Keberanian penulis membawa sejarah dalam kisah novelnya memang patut diacungi jempol. Itulah mengapa, generasi muda perlu sekali membaca novel ini untuk melihat Indonesia dari sudut yang lain. Untuk memperkaya perspektif dan tidak terlalu nyaman dengan kemewahan yang sekarang ini dinikmati.

Sebagai bonusnya, ada kisah romansa Lintang Utara, Nara dan Alam yang akan membuat kita sedikit bingung mendefinisikan arti cinta. Memang bukan tidak mungkin, pada setiap kerusuhan benih-benih cinta tetap ada di dalamnya.

Secara pribadi, membaca Novel Pulang sangat menyenangkan bagi saya. Apalagi melihat keterkaitan erat antara sastra dan masakan mengingat saya juga memiliki kecintaan pada dua hal itu. Masakan dan sastra seperti pasangan yang saling menemukan kecocokan. Padanya akan sama-sama menyisakan kenangan dan kerinduan yang semahal apapun harganya akan selalu ingin dibeli.

Lewat novel ini pula, generasi muda diajak mengerti betapa pentingnya sejarah. Karena hidup kita maisng-masing terbentuk oleh sejarah itu sendiri. Sehingga,  penulisan dan peninggalan sejarah akhirnya menjadi hal yang sangat penting. Agar orang-orang yang hidup dimasa depan tidak belajar pada sejarah yang hanya ditulis pada satu sudut pandang saja.

Novel Pulang ini mendapat penghargaan pemenang Khatulistiwa Literary Award pada tahun 2013. Entah penghargaan apalagi yang tersemat untuk novel ini pada tahun-tahun selanjutnya. Dan menurut saya, Leila S. Chudori sangat pantas mendapatkannya.

Sekian review buku kali ini, semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi teman-teman untuk membaca Novel Pulang. Karena, setelahnya kita akan merenung tentang sejarah bangsa kita.

Judul Buku             : Pulang

Pengarang             : Leila S. Chudori

Penerbit                 : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)

Tahun Terbit         : 2012

Tebal Halaman     : 458

Pereview               : Ririn Erviana

9 Responses to "Belajar Sejarah Indonesia Lewat Novel Pulang"

  1. Kayaknya saya belum pernah baca novel bertema sejarah nih. Dan setelah baca sedikit ulasan tentang novel Pulang karya Leila S Chudori ini saya langsung tertarik pengen baca. Cari ah di aplikasi baca digital. makasih udah sharing tentang referensi buku kak Ririn

    ReplyDelete
  2. Saya baru tahu dan baca setengah yang Laut Bercerita. Saya tertarik dengan ulasan singkat tentang Pulang ini mengenai sejarah. Kadang ada ungkapan 'sejarah itu ditulis oleh para pemenang', makanya perspektif sejarah bisa beda-beda, dan menurut saya tidak mutlak dijadikan kebenaran tapi cukup jadi pelajaran.

    ReplyDelete
  3. wow Novel Pulangnya Leila S. Chudori,

    udah diterjemahkan di banyak bahasa, bikin ikut bangga

    sayang belum sempat baca, harus cukup puas dulu dengan baca review ini ^^

    ReplyDelete
  4. Wah menarik sekali Novel Pulangnya Leila S. Chudori,
    Jadi pengen baca juga

    ReplyDelete
  5. Wah keren makkk bisa baca novel semat. Aku dah lama banget ga baca novel. Padahal pengen.novel ini jadi curhatan eks tapol yang kangen pulang :")

    ReplyDelete
  6. Wah, penasaran aku dengan novel ini, auto cek ah pas ke gramed. Bakalan jadi list novelku bulan depan.

    ReplyDelete
  7. Belum baca aku novel ini
    Tapi mau cari di aplikasi yang katanya sudah ada

    ReplyDelete
  8. Mba Leila S. Chudori kalo bikin novel, risetnya ga nanggung-nanggung yaaa, biasanya juga erat sama isu-isu sosial politik, konsep rumah adalah tempat berpulang dan menjadi sandaran banyak lekat di karya-karya sastra yaa

    ReplyDelete
  9. Thanks infonya mba.. aku kebetulan suka banget baca novel.. mau coba deh cari novel ini di Gramedia 😊😊

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel