Review Drama Korea The Good Bad Mother

Semakin dewasa waktu untuk menonton drama korea maupun serial terasa makin sedikit. Tidak jarang saya jadi tidak begitu up to date lagi dengan drama atau serial yang sedang tayang. Lebih sering, ketika orang-orang sudah mulai membicarakannya, saya baru bergegas untuk menonton.

Tentu masih harus bersyukur, masih diberi kesempatan untuk menyibukkan diri. Walau terkadang terasa sangat melelahkan. Tapi semoga semuanya membawa berkah.

Sampai suatu hari, beberapa teman menyarankan saya untuk menonton serial The Good Bad Mother. Kata mereka bagus dan mengandung bawang aliyas bakal banyak nangisnya kalau nonton. Tapi justru kadang saya sangat menikmati drama yang sedih-sedih begini. Malah jadi sarana release emosi.

The Good Bad Mother
Sumber gambar: pinteres

The Good Bad Mother dibuka dengan konflik peminggiran yang dilakukan oleh penguasa pada pengusaha kecil. Dalam hal ini adalah Choi Hae Sik, laki-laki yang sedang merintis peternakan babi bersama istrinya yang tengah hamil.

Idealisme Choi Hae Sik yang bersikeras melawan kekuasaan dengan tangan kosong itu ternyata berakibat naas. Yang menyebabkan dirinya meninggal dunia dan meninggalkan istri yang hamil dan peternakan babinya yang porak poranda.

Jin Young Soon, menjadi ibu tunggal, bahkan ketika anaknya belum lahir. Ia harus berdikari sembari mengusut kematian sang suami yang penuh misteri. Hukum digambarkan tumpul ke atas, tajam ke bawah. Seperti sebuah sindiran kepada dunia nyata.

Mungkin banyak orang akan setuju dengan situasi ini. Meski cerita ini diproduksi di negara Korea. Setujukah kalian bahwa ceritanya sangat relevan dengan negara kita? Ah entahlah. 

Tentu bukan hal yang mudah bertahan hidup seorang diri dengan keadaan hamil seperti Jin Young Soon. Bahkan saya sendiri tidak kuasa membayangkannya. Tapi hidup memang seperti itu. Hidup selalu mengantarkan kita menemui kekuatan yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Dari awal Jin Young Soon memang digambarkan sebagai perempuan yang ulet dan potensial. Misalnya saat ia dilamar oleh kekasihnya, atasan Jin Young Soon sedih karena kehilangan karyawan seperti Jin Young Soon. Saat menjadi istri pun Jin Young Soon tidak menjadi lemah dan manja. Banyak kreativitas yang ia tekuni.

Sepeninggal suaminya Jin Young Soon menjadi perempuan berdaya. Ia memulai peternakan babi seperti yang dimulai oleh suaminya dulu. Sebagai seorang perempuan Jin Young Soon digambarkan sangat piawai dalam banyak hal. Misalnya berdiplomasi dan menyelesaikan masalah.

Tapi sayangnya, seperti judul serial ini, The Good Bad Mother, dengan berbagai kekejaman yang ia alami di masa lalu. Jin Young Soon menjadi orang tua yang otoriter saat membesarkan anaknya, Choi Kang Ho.

Namun, alasan kenapa Ibu Kang Ho melakukan pola asuh otoriter sebenarnya sangat wajar sekali. Apalagi ketika mengingat masa lalu yang ia alami dan karakternya sebagai seorang yang ulet dan gigih itu. Belum lagi, ia juga membesarkan anak tanpa peran suami. Pasti itu membuat ia merasa berat, tidak ada teman diskusi dan akhirnya membuat ia sangat khawatir dengan masa depan anaknya.

Akibat  yang ditimbulkan atas pola asuh otoriter itu ternyata cukup serius. Choi Kang Ho tumbuh menjadi pribadi yang dingin dan apatis terhadap lingkungan. Diam-diam Kang Ho juga menyimpan dendam dan merencanakannya sendiri. Akibat balas dendam itu pula, Kang Ho harus mengorbankan cinta yang harus ia akhiri dengan begitu menyakitkan.

Perjalanan membalas dendam juga jauh dari kata mulus. Banyak halang rintang dan berbagai konflik batin yang mengandung bawang. Ini juga bisa dikatakan sebagai kesempatan bagi kedua tokoh utama untuk membangun kembali keharmonisan antara ibu dan anak.

Sebagai ibu, Jin Young Soon akhirnya menyadari bagaimana pola asuh otoriternya juga membawa petaka. Tapi ia yang dari awal mengalami hidup yang begitu keras tidak pernah merasa bahwa dirinya tidak beruntung.

"Orang lain mungkin akan menyebutku orang yang bernasib sial. Tidak cukup hanya dengan kehilangan orang tua dan suami, putraku sakit dan kini aku bahkan juga terkena sakit parah. Siapa lagi yang bernasib sesial ini selain aku? Namun, hidup memang mengesankan dan istimewa. Jika salah satu milik kita diambil, akan ada hal lain yang diberikan sebagai penggantinya." -Jin Young Soon

"Setelah kehilangan orang tua, aku menyadari betapa berharganya suamiku. Setelah kehilangan suami, aku menyadari betapa berharganya putraku. Setelah putraku sakit, aku menyadari betapa berharganya diriku yang selama ini mengurusnya. Lalu setelah tahu hidupku sesingkat ini, aku menyadari betapa berharganya kalian semua yang telah mengisi hidupku. Berapa orang yang hidup di dunia ini yang bisa menyadari semua hal berharga seperti itu? karena bisa menjalani hidup yang berharga, aku sungguh merasa menjadi orang yang sangat berbahagia." -Jin Young Soon

The Good Bad Mother
Sumber gambar: pinterest

Setelah menonton The Good Bad Mother akhirnya saya juga menyadari tentang berharganya banyak hal. Kepahitan dalam hidup justru membuat hidup makin mengesankan dan istimewa.  Drama thriller, romance, comedy ini beneran keren dan berhasil membuat perasaan penonton berasa naik roller coaster. 

Saya juga diingatkan kembali buah dari kegigihan dan kebaikan akan selalu kita petik kalau mau menanamnya. Berbuat baik kepada orang yang baik dengan kita mungkin itu mudah, tapi tetap berbuat baik terhadap orang yang jahat dengan kita itu akan terasa sulit sekali. Tapi jika itu kita lakukan, ada sesuatu yang istimewa dari dalam diri kita.

Demikian review drama korean The Good Bad Mother dari saya. Mohon maaf kalau sedikit spoiler. Semoga review ini dapat bermanfaat bagi yang membaca. Atau menjadi bahan kangen-kangenan bagi yang sudah menontonnya. Saya menulis review ini berdasarkan hasil refleksi pribadi setelah menonton The Good Bad Mother.

Judul : The Good Bad Mother

Pemain : Ra Mi Ran, Lee Do Hyun, Ahn Eun Jin dkk

Jumlah Episode : 14

Tahun : April 2023

Saluran Tv : JTBC

Pereview : Ririn Erviana


4 Responses to "Review Drama Korea The Good Bad Mother"

  1. Saya disarankan nonton drakor ini sama teman. Agak sulit memulai, untungnya nemu review ini. Nambah pertimbangan buat nonton.

    ReplyDelete
  2. Baca reviewnya kayaknya banyak mengandung bawang ya?

    Saya beberapa kali nengok judul ini, tapi kok ya ga tertarik buat diambil. Apalagi ada review begini. Makin ga deh. Saya kurang suka dengan yg mengandung bawang. Walau ada komedi2nya..

    ReplyDelete
  3. Nonton The Good Bad Mother emang banyak pelajaran banget sebagai orang tua dalam mendidik anak. Kadang kita pengen agak 'keras' agar anak semakin sukses, tapi malah melukai mental anak, ya.

    ReplyDelete
  4. Aku bukan pecinta drakor sih. Tapi setelah baca review Mbak Ririn kok aku jadi penasaran pengen nonton deh. 😀 Gak cuma menghibur tapi ada pesan2 moralnya juga.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel