Laki-laki Penyabar Kamu Tidak Pantas untuk Disia-siakan

Pukul 01.32 WIB matamu terjaga dan terhenyak dengan posisi tidak seperti biasanya. Kamu meraba-raba mencari ponselmu untuk melongok jam. Rupanya masih tengah malam, kamu pun melanjutkan untuk membuka pesan. 

Ada beberapa darinya yang belum kamu baca. Akhir-akhir ini masih sama seperti sebelumnya. Ia tetap menjadi manusia yang tidur setelah dirimu memejamkan mata. Meski dahulu hal itu terjadi karena kamu punya alasan lelah dihari-hari kerja. 

Tapi pandemi corona yang membuatmu Work From Home tetap membuatnya tidur setelah dirimu terlelap. Meski alasan-alasan lelah itu sebenarnya tidak ada lagi. 

Ada banyak hal yang tetap kamu syukuri di dunia ini. Termasuk hadirnya seorang laki-laki penyabar dan tak ambil pusing dengan euforia yang dilakukan orang-orang di luar sana untuk pembuktian mencintai. Ia punya caranya sendiri.


Malam yang hening ditengah kota semi mati karena lumpuhnya aktivitas kala pandemi, pikiranmu terbang bebas, mengingat-ingat banyak hal yang ia lakukan. Dan hal-hal menyebalkan yang selalu ia terima kala moodmu dalam kondisi tidak baik-baik saja. 

Seperti hari itu ketika berdebat tentang banyak hal, salah satunya masa depan. Kamu masih jadi perempuan yang selalu memimpikan laki-lakimu bersikap dewasa dan berkepala dingin saat kalian selisih paham. Tapi nyatanya dia adalah dia, yang usianya tak terpaut jauh darimu. Kalian akan tumbuh bersama dengan sikap egois sebagai tantangannya. 

"Makanya turunin egomu sedikit aja"

Kata-kata yang ia ulang setiap kali kalian bertengkar. Padahal jauh di dalam lubuk hatimu, di Kota kecil ini, akan sedikit aneh jika kamu nekat jadi satu-satunya yang tinggal ketika yang lain memilih bermanja pulang ke rumah. Tapi berkat laki-laki itu, kamu tak perlu menginginkan banyak hal. Cukup berada dekat dengannya. 

Hidup memang tidak mungkin sempurna, tapi setidaknya ia berhasil membuat hari-hari dalam melewati quarter life crisis menjadi tidak terlalu buruk. Ada mata teduh yang bisa kau panggil lewat video telepon untuk mengusir jenuhmu. Ada telinga yang selalu bersedia mendengar ocehanmu hingga tengah malam. 

Dulu, benakmu tak pernah beringsut dari anggapan tentang laki-laki adalah ladang kegalauan. Tapi untuk yang satu ini, ia bukanlah ladang yang kamu pahami selama ini. Meski tak hanya sekali, air matamu hadir setiap kalian berselisih paham. 

Dulu, menemukan laki-laki penyuka senja seperti menemukan melati asli di toko bunga. Ada tapi tidak banyak. Hingga ketika dengan aneka kebajikan semesta, kamu mendapatkannya. Tentu saja kamu girang. 

Teruntuk laki-laki yang tak mau lemah meladeni sikap keras kepala perempuanmu. Kamu layak untuk tidak disia-siakan. 

2 Responses to "Laki-laki Penyabar Kamu Tidak Pantas untuk Disia-siakan"

  1. Sepertinya saya merasakan kalian ada, memiliki kecocokan hampir disetiap aspek kehidupan. Semoga yang terbaik untuk hubungan kalian, dan diridhoi setiap hari² kalian. Teruntuk lek A`an, ayoo segerakan! Jangan sampai kehabisan! WASSALAM

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel