7 Kebiasaan yang Dapat Membuat Kamu Lebih Bahagia

 

Bicara soal bahagia, memang ini ranah yang relatif. Terkadang, ukuran kebahagiaan berubah seiring dengan perkembangan zaman. Seperti kebahagiaan orang zaman dulu tentu berbeda dengan kebahagiaan orang zaman sekarang. Tapi ternyata, modernisasi tidak selalu dapat meningkatkan kadar kebahagiaan seseorang.

Bahkan, ada studi yang mengatakan, dengan kemudahan teknologi untuk berkomunikasi saat ini, justru lebih banyak orang merasa kesepian. Padahal, jika dibandingkan dengan zaman dulu, dimana tidak ada teknologi canggih untuk berkomunikasi, manusia justru mendapat kualitas relasi yang lebih baik.

Saya bukan psikolog atau seseorang yang punya legitimasi untuk berbicara lebih tentang hal ini. hanya, saya menuliskan beberapa pengalaman yang menurut saya dapat dipraktikkan orang lain untuk meningkatkan kebahagiaan, terlebih di masa sekarang. Masa dimana teknologi komunikasi begitu canggih era dimana informasi mengalir dengan begitu derasnya.

Berikut ini7 Kebiasaan yang Dapat Membuat Kamu Lebih Bahagia menurut versi saya. Silakan dicoba semoga berhasil meningkatkan kebahagiaan dan kualitas hidup.

1. Tidak Terlalu Mengkhawatirkan Masa Depan

Bukan berarti, kita tidak memikirkan masa depan sama sekali. Namun, sebagian besar orang menghabiskan banyak waktu untuk hal-hal yang akan terjadi jauh di masa depan. Padahal, menikmati apa yang ada saat itu juga penting sekali.

Hal ini pernah terjadi pada saya sendiri, sewaktu awal-awal menikah, saya sering diliputi perasaan resah soal masa depan. Saya khawatir penghasilan saya atau suami saya kurang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Saya selalu berpikir jika saat ini terlalu santai, suatu hari akan tertinggal jauh dari yang lain.

Jujur, hal itu sangat melelahkan. Bukannya bagus yang ada malah kualitas relasi jadi menurun karena sering menyalahkan orang lain. Bahkan, pada saat itu rasanya kami cukup-cukup saja untuk makan. Saya selalu overthinking kenapa kami tidak memiliki tabungan sekian, kenapa kami belum punya kendaraan yang layak dan lain sebagainya.

Saya mulai refleksi pelan-pelan dan menyadari bahwa ternyata saya terlalu banyak memikirkan sesuatu yang jauh di masa depan. Padahal, itu juga belum tentu terjadi. Saya juga mulai menyadari bahwa ternyata penting sekali menikmati masa-masa sekarang. Masa-masa yang mungkin akan sangat kami rindukan kelak.

2. Berhenti Memikirkan Penilaian Orang Lain

Terkadang kita merasa sedang diawasi orang lain setiap saat. Entah itu orang yang tidak menyukai kita, pernah mengucapkan kalimat yang kurang berkenan bagi kita, atau ucapan orang lain yang bahkan baru saja kita temui.

Rasanya pikiran tentang bagaimana orang lain menilai kita terus menghantui. Baik yang hubungannya dengan penampilan, sikap maupun keputusan. Sehingga kita jadi kurang percaya diri. Ketika akan mengambil keputusan yang berbeda dengan orang lain rasanya tidak berani. Kemudian, ketika baju kita itu-itu saja rasanya jadi rendah diri, atau ketika kita tidak sengaja mengucapkan sesuatu, ada rasa bersalah.

Padahal, belum tentu orang lain memikirkan hal itu. Ketika baju kita itu-itu saja, terkadang orang lain juga tidak begitu memperhatikan. Menurut saya, pikiran-pikiran semacam ini harus dikurangi agar beban otak lebih ringan dan dapat dialokasikan untuk hal-hal yang lebih penting. Selama kita berperilaku sebaik-baiknya apa yang perlu kita khawatirkan. Selama kita nyaman dengan pakaian yang kita pakai, dna pakaian itu juga bersih apa yang perlu kita pusingkan?

3. Melakukan Sesuatu Karena Diri Sendiri Bukan Orang Lain

Teknologi komunikasi yang semakin canggih memudahkan kita berbagi informasi kepada siapapun. Bahkan setiap hari kita dapat membagikan cerita atau rutinitas kita di sosial media, dimana orang-orang akan dengan mudah mengetahui aktivitas kita. Saya yakin, sebagian besar dari kita pernah punya pikiran untuk membagikan sebuah momen agar orang lain tahu, tentang siapa kita, apa yang kita nikmati. Ahh semacam mengais validasi.

Jika itu pernah kalian lakukan, sebaiknya kita berhenti melakukannya. Karena sampai kapanpun, kita tidak pernah memuaskan orang lain. Berbeda halnya, jika kita membagikan cerita atau apapun untuk diri sendiri. Tidak akan ada rasa kecewa jika sedikit yang memberikan komentar maupun love.

4. Diet Sosial Media

Percayakah kalian, sosial media telah banyak merenggut waktu berkualitas kita. Banyak waktu terbuang sia-sia, tidak terasa habis hanya dengan scroll-scroll nirfaedah. Bahkan terkadang kita sibuk memeriksa aktivitas orang lain, alih-alih aktivitas kita sendiri.

Memang akan banyak informasi yang kita konsumsi, tapi saya tidak yakin banyak informasi yang mampu kita serap dengan baik. Silakan buktikan sendiri, bandingkan satu hari membaca satu buku dengan satu hari bermain sosial media. Mana informasi yang paling banyak kita serap.

Diet sosial media juga akan membuat kita lebih memperhatikan hal-hal penting yang ada di sekitar kita. Mungkin tanaman di sekitar rumah atau hewan peliharaan. Sudut-sudut rumah yang jarang kita jamah yang mungkin membutuhkan perhatian kita. Fokus dengan Kualitas Hidup

5. Lebih Banyak Ngobrol dengan Orang-orang Tersayang

Kapan terakhir kali ngobrol dengan orang tua selama lebih dari 30 menit? Kapan terakahir kali berbincang dengan adik atau kakak secara intens lebih dari 30 menit? Kapan terakhir kali menanyakan kabar pada teman lama secara intens? Dengan pasangan, tetangga, dan siapapun yang ada di dekat kita?

Coba alokasikan waktu, niscaya kalian akan merasakan kedamaian hidup. Saya sudah membuktikannya. Semakin dewasa saya menyadari yang saya butuhkan adalah mengobrol lebih banyak dengan orang-orang tersayang. Saya mengupayakan dengan optimal saat-saat mengobrol dengan orang tua, pasangan, keponakan, dan teman-teman lama saya.

Hasilnya, saya puas ketika dapat berbagi keresahan. Saya juga merasa aman dengan cerita-cerita yang saya sampaikan kepada mereka. Alih-alih, menuliskannya panjang lebar di sosial media.

6. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Kemudahan kita untuk melihat perkembangan hidup orang lain tak jarang menyebabkan kita, secara naluriah membandingkan diri kita dengan orang lain. Tentang pekerjaan kita, kehidupan kita, pernikahan kita, teman kita, bahkan makanan kita. Padahal itu semua tidak akan berpengaruh apa-apa kecuali perasaan iri dan keresahan-keresahan lain yang tidak ada manfaatnya.

7. Fokus dengan Kualitas Hidup

Dalam hidup ini, sebenarnya hanya kita sendiri yang tahu mana yang terbaik untuk kita. Baik itu makanan, asupan informasi, hal-hal yang membuat kita senang maupun sedih. Mulailah mengenali diri sendiri, apa yang membuat kita merasa lebih baik dan apa yang membuat kita sedih.

Sehingga kita dapat lebih fokus menentukan apa yang harus dilakukan untuk menentukan kualitas hidup yang lebih baik. Kalau kita kenal dengan diri sendiri, kita akan paham kalau ternyata nonton film itu membuat kita bahagia, kita jadi paham ternyata kita lebih suka tempat yang tenang daripada tempat ramai dan seterusnya.

fokus melakukan apapun dengan sebaik-baiknya juga akan membuat kita tidak mudah terdistraksi maupun sikap membanding-bandingan diri dengan orang lain. Sehingga kitapun akan lebih bahagia.

Itu lah beberapa hal yang menurut saya dapat membuat kita lebih bahagia di dalam hidup. Jika kalian punya hal lain yang menurut kalian juga membahagiakan dalam hidup ini, coba bagikan di kolom komentar ya. Kita sharing, see you....

12 Responses to "7 Kebiasaan yang Dapat Membuat Kamu Lebih Bahagia"

  1. Setuju dengan kata-kata, sebelum membahagiakan orang lain, lebih bahagia sendiri. Bahagia sendiri bukan dengan mengumbar kegiatan diri sendiri seolah aktivitasnya banyak, teman-temannya banyak. Yang penting kualitas hidup itu diisi dengan sesuatu yang positif untuk diri kita . Diet media sosial sangat baik karena banyak yang toxic dan tidak "real" dalam dunia maya.

    ReplyDelete
  2. poin 1 memang sulit untuk dialihkan. apalagi jika usia sudah menginjak ke tahap yang lebih dewasa, pastinya ada rasa kekhawatiran :')

    ReplyDelete
  3. Benar sekali apa yang Mba rasakan pun pernah aku rasakan mungkin skrg mulai berkurang… Tapi makin ke sini, apa-apa aku gak mau pikirkan apa yang org pikirkan sih, karena itu kendali mereka. Jadinya aku lebih tenang.

    Thanks artikelnya Mbak, self reminder nih

    ReplyDelete
  4. Setuju kak.. menurutku menjaga pola hidup (asupan makananan, minuman, dan olahraga) juga membantu bikin kita lebih bahagia. Buatku sih yang paling sulit diet media sosial hahaha karena kerjaan tiap hari harus buka media sosial

    ReplyDelete
  5. ah setuju sekali dengan semua poin diatas. seiring bertambahnya usia saya mencoba menerapkan itu semua. dan terbukti memang hidup akan terasa lebih tenang dan nyaman

    ReplyDelete
  6. Diet sosial media ini perlu dilakukan sih, sebagai healing diri hehe, karena adakalanya ingin santai sejenak dan beristirahat dari hingar bingar berita

    ReplyDelete
  7. Diet media sosial.

    Nah ini. Walaupun kerjaan berhubungan banget sama medsos, tapi beneran deh, diet medsos dan ngebikin diri tuh yang terlalu tahu banyak tentang yang lagi hits, bisa banget bikin hidup jauh lebih tenang dan bahagia.

    ReplyDelete
  8. untuk bahagia itu intinya nyaman sama diri sendiri dan hanya melihat diri sendiri aja ya dibanding sitkon orang lain. diet sosmed nih yang perlu dilakukan secara berkala karena bisa jadi pangkal ketidakbahagiaan kalo kita lagi cranky

    ReplyDelete
  9. Benerr banget sih, tapi yang baru dapat aku terapkan adalah diet media sosial. Krn kekhawatiran akan masa depan, pandangan org lain, masih ada terlintas dipikiran ini.

    Tapi sekarang aku sudah lebih bahagia. Karena sudah mulai fokus dengan apa yang membuat aku bahagia.

    ReplyDelete
  10. Yup, aku sudah membuktikannya. Terutama berhenti memikirkan apa kata orang dan tidak terlalu khawatir dg masa yg akan datang. Yang penting usahakan yang terbaik lakukan apa yg harus dilakukan dan yakin dengan janji Allah iti kunci

    ReplyDelete
  11. Wah, iya semua lagi. Yang diet sosmed agak berat ya Bu, kadang udah kepikiran untuk puasa dulu, tau tau ada job yang mengharuskan kita buka lagi buka lagi.

    ReplyDelete
  12. No 6 sering dilakukan dan penyebab was-wa utama menjalani hidup. Tapi tetap aja bandingkan lagi dan lagi hh

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel