Keseharian Anak 18 Bulan: Lucu, Bikin Kaget, Tapi Penuh Pelajaran
Ketika aku menulis ini, Mufi berusia 17 bulan lebih 9 hari. Bagi orang-orang yang melihat dari luar, memang tidak terasa Mufi sudah sebesar ini. Tapi bagiku, perjalanan kami sudah cukup panjang. Aku selalu mengingat bagaimana pengalaman bilogisku ditempa habis-habisan sejak Mufi ada. Bukan ingin mengeluh, tapi aku hendak memvalidasi pengalaman biologis perempuan yang sebagian besar memang menyakitkan. Itu fakta.
Tentu aku sangat bersyukur atas kehadiran Mufi, bagaikan anugerah terindah. Sejak ada Mufi, aku bisa merasakan kesal dan bahagia dalam waktu bersamaan. Apalagi di usia sekarang. Hari-hari terasa seperti roller coaster, tiba-tiba gemes, tiba-tiba jengkel, tiba-tiba kaget dan seterusnya.
Menurutku masih wajar jika aku masih insecure jika melihat pencapaian ibu-ibu lain di luar sana. Atau pencapaian lain perempuan yang belum punya anak. Tapi mulai sekarang aku berusaha berhenti membandingkan. Aku berusaha menikmati apa yang aku jalani sekarang. Karena ternyata banyak sekali hal-hal sederhana yang terasa mengagumkan dari keseharianku bersama toddlerku ini.
Itu jadi rasa bahagia yang sulit digambarkan atau digantikan. Tentu sangat berharga dan tidak akan terulah kedua kalinya. Sebagai seorang lulusan sarjana pendidikan dan pernah bekerja menjadi guru pendamping khusus bagi siswa ABK. Sedikit banyak aku terpapar tentang ilmu parenting dan tumbuh kembang anak. Tentu itu sangat mempengaruhi pola asuh kami.
Apalagi zaman sekarang, konten parenting telah membanjiri linimasa kita. Aku dan suami selalu saling mengingatkan tentang tips-tips atau informasi tumbuh kembang anak. Dari sana kami belajar banyak hal baru. Tidak jarang kami terkagum-kagum melihat perkembangan anak kami.
1. Mufi Senang Mengeksplorasi
Beberapa kali aku jadi korban kekerasan dari Mufi yang rasanya lumayan sakit. Dipukul pakai gagang mainan donat yang lancip, dilempar hape, digigit keras banget, ditabok, terus apalagi? Awalnya aku khawatir banget dan sempat berdiskusi dengan suami. Karena aku pernah membaca informasi kalau anak suka memukul tandanya kurang psycal touch. Padahal aku dan suamiku sering memeluk Mufi.
Nah ternyata di usia ini, memang otak Mufi lagi berkembang dengan pesat. Makanya dia semangat mengeksplorasi apa saja. Selain memukul, dia juga senang sekali melempar apa saja seperti botol minum atau mainannya. Itu salah satu bentuk eksplorasinya.
Baru beberapa hari aku perhatikan, Mufi mulai hobi memanjat kursi. Awalnya gara-gara kursi MPASI nya yang pendek itu aku pasang gagang jadi lebih tinggi. Lalu dia mulai memanjat sofa di rumah. Kemudian ketika main ke rumah Kakak Ipar kami. Mufi sudah mulai manjat-manjat ke kursi dan meja. Rasanya nano-nano banget lah.
2. Mufi Mulai Bertambah Kosa Kata
Hal mengagumkan selanjutnya dari perjalanan menjadi orang tua adalah menyaksikan perkembangan bahasa anak setiap harinya. Tiba-tiba sudah menambah kosa kata baru. Kadang sampai bingung karena belum pernah mengajarinya secara langsung tapi Mufi sudah bisa menyebutkannya. Mungkin karena dia selalu mendengar kata itu sehingga dia bisa mengucapkannya.
Semuanya terjadi begitu saja dengan mengagumkan. MasyaAllah. Aku juga pernah baca postingan katanya kita nggak akan pernah ingat kapan terakhir kali anak kita mengucapkan kata yang salah, karena tiba-tiba sudah bisa mengucapkan suatu kata dengan sempurna. Saya jadi ingat awalnya Mufi kalau mengucap "ayam" itu "aya" kurang "m". Sekarang dia sudah bisa mengucapkan kata ayam dengan sempurna. Dan aku benar-benar lupa kapan terakhir kali dia bilang "aya."
3. Emosinya Mulai Terlihat Menonjol
Beberapa kali membaca postingan instagram tentang perkembangan emosi anak di usia Mufi sekarang. Ada juga teman yang membagikan cerita tentang emosi anaknya. Aku dan suami kompak mengatakan hal serupa juga terjadi pada Mufi. Ia mulai menunjukkan rasa marah, rasa ingin, rasa kangen dan rasa gembira.
Walaupun enggak jarang aku juga ikut tersulut emosi. Terima kasih buat suamiku yang selalu jadi partner dalam pengasuhan anak. Kami saling mengingatkan ketika salah satunya tersulut emosi. Tentu kami berdua sedang sama-sama belajar. Jadi harus terus saling mengingatkan.
Penutup
Cerita tentang Mufi di usia sekarang memang didominasi dengan perpanjangan rasa sabar kedua orang tuanya. Tapi sebagai orang tua kami juga selalu disuguhkan hal-hal manis setiap harinya. Dari cara dia berbicara yang lucu, caranya meminta, memohon, caranya berjalan, berlari. Semua terasa indah.
Dalam kontemplasi ku, menjadi orang tua memang benar-benar butuh persiapan. Tapi sebanyak apapun persiapannya kita tetap akan terkejut dengan realitanya. Teori memang selalu berbeda dengan lapangan. Tapi tanpa teori kita tidak pernah tahu arah tujuan.
Semoga tulisan ini menjadi kenang-kenangan untuk Mufi maupun kami sebagai orang tuanya. Kalau kalian punya anak yang seumuran Mufi, coba share cerita serunya di kolom komentar dong!
0 Response to "Keseharian Anak 18 Bulan: Lucu, Bikin Kaget, Tapi Penuh Pelajaran"
Post a Comment