Festival Media di Palembang dan Cerita yang Membututinya

Saat itu ada undangan Festival Media untuk setiap Lembaga Pers Mahasiswa se-Sumatera. Adapun yang mengadakan adalah AJI Palembang bekerja sama dengan salah satu Persma di sana. Aku memutuskan berangkat karena saat itu Pemimpin Umum di LPM ku tidak dapat hadir. Bersama 2 orang rekanku dan satu alumni, kami berangkat ke Palembang. 

Menempuh perjalanan selama 9 jam dengan Kereta Api. Perjalanan panjang yang cukup membosankan bagiku. Setiba di Stasiun Kertapati Palembang, kami langsung menuju Musala untuk menunaikan salat magrib sembari menunggu kawan-kawan LPM Ukhuwah menjemput. 

 
Kawan-Kawan dari LPM Ukhuwah yang sangat Ramah

Saat itu aku sudah cukup exited dengan Palembang. Karena baru pertama kalinya aku menginjakkan kaki di kota Pempek ini. Padahal rumahku merupakan bagian pinggir Provinsi Sumatera Selatan yang beribukota Palembang. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya mereka datang. Kemudian memesankan angkutan online untuk kami berempat. 

Setelah sampai di sekret mereka kami disambut riuh oleh kawan-kawan LPM yang ada di Palembang dan kebetulan ada yang dari Medan dan Lampung (Karena kami bukan satu-satunya yang dari Lampung). Bagiku ini luar biasa, karena sebelumnya aku belum pernah bertemu dengan satupun dari mereka. Tapi mereka easy going, asik dan seru. 

Lelahku yang duduk di Kereta Api seharian seakan tak terasa lagi setelah obrolan seru diawal perkenalan kami. Pada perkenalan itu, sebetulnya aku sudah tertarik dengan sosok berkacamata yang duduk di Pojok Sekret. Memperkenalkan diri dengan suara tenang, berwibawa dan tertata. Setelah sesi perkenalan usai, kami pun dipersilakan beristirahat di Kosan kru LPM, yang sebelumnya dibagi sesuai kesepakatan. Setelah sampai kosan, aku langsung mencari IG diaku yang menjadi perhatianku tadi. 

Setelah mengklik follow jempolku pun tak absen untuk membubuhi love dibeberapa postingannya. Tak pelak sesaat kemudian, aku mendapat balasan follback. Hahaa saat itu aku senang sekali, dan tak berhasil menyembunyikan perasaan gembira ini. Hingga kawan-kawan yang menginap di kosanku tahu betapa girangnya aku. Namun ketika itu, aku berasumsi hanyalah kekaguman semata, rasa yang menimbulkan kegembiraan. Karena hal seperti ini sudah sering terjadi padaku sebelumnya. Hingga keesokan harinya acara berlanjut pada diskusi bersama narasumber utama dan bedah buku. 

Sungguh acara yang luar biasa karena aku dapat berjumpa dengan orang-orang hebat di bidang jurnalistik dan tulis menulis. Tak pernah ku sangka aku dapat bertemu dengan sosok Dandhy Dwi Laksono seorang tokoh jurnalis invertigasi yang sering membuat karya berupa video dokumenter tentang Indonesia. Setidaknya satu tokoh itu, yang membuatku sangat terkesan dapat hadir diacara Fertival Media ini.
Foto Bersama Om Dandhy Dwi Laksono

Aku juga terkesima saat dia yang ku kagumi itu mengajukan pertanyaan pada narasumber kami. Aku sudah lupa apa pertanyaannya, tapi tutur bahasa yang ia gunakan begitu rapi, dan semakin menambah rasa kagumku terhadapnya. 

 ********

Malam hari, merupakan malam terakhir kami di Palembang karena agenda acara sudah selesai. Tapi kami akan mengadakan diskusi tentang Forum Komunikasi Pers Mahasiswa. Namun sebelum itu, Aku, Bunga dan Avrel diajak ke Benteng Kuto Besak untuk jalan-jalan dan makan pempek bersama beberapa Kru LPM di Restoran Apung. Mereka sengaja hanya mengajak kami bertiga karena kami baru pertama kali ke Palembang dan belum pernah makan pempek di Restoran Apung. Sangat menyenangkan sekali, meski kami harus sedikit repot ngemong Avrel yang takut patung Ikan Belida di Pinggir Sungai Musi. 

Foto kami bersama Kru LPM Ukhuwah di Benteng Kuto Besak
Dengan kondisi perut kenyang selepas makan Pempek di Restoran Apung, kami masih kuat naik tangga menuju Jembatan
Setelah makan, kami naik ke Jembatan Ampera untuk mengambil gambar. Masih terasa canggung karena kita baru kenal beberapa hari saja. Tapi tetap asyik karena perangai dan cara bicara anak-anak Palembang dengan bahasa khas yang ngegas hahaha. Sepulang dari jalan-jalan, mungkin sekitar pukul 10.00 kami langsung bergegas ke Sekret LPM Fitrah, tempat yang kami sepakati untuk dijadikan tempat diskusi. Di sinilah aku betul-betul merasa cakrawalaku terbuka. Mereka keren dengan gagasan-gagasan yang diungkapkan dengan bahasa yang rapi. Begitu juga dengan 'diaku yang ku kagumi itu, tetap jadi kelasmen pertama yang menjadi perhatianku setiap mengemukakan pendapat. 

 
Kami sedang serius berdiskusi ditemani Teh Anget buatan Kru LPM Fitrah, yang belakangan ku ketahui namanya Tania


Diskusi tetap berlanjut hingga larut malam. Saat itu kami membahas tentang pengambilan keputusan untuk gabung ke Persatuan Pers Mahasiswa Indonesia atau membuat Forum komunikasi yang serupa.
Jujur pengetahuanku mengenai ini sangat nol sekali dan saat diskusi berlangsung aku hanya diam tanpa kata menyimak kawan-kawan lain mengeluarkan buah pikiran dan gagasannya. 
Avrel, Aku, Bunga, Sobar, Kak Handoyo, Kak Arif, Mita, Roby, dan Mona (Aku baru hapal namanya ketika Up Foto ini di blog) haha
 Setelah itu aku lupa kami tidur jam berapa, yang ku ingat paginya kami bangun menunaikan salat Subuh di Musala dekat Gedung Praktik Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Setelah selesai mandi kami harus siap-siap untuk pulang dan menuju stasiun Kertapati Palembang. Kereta berangkat jam sembilan tapi kami harus segera ke sana karena jalanan Palembang selalu macet saat-saat jam sibuk. Saat itu aku naik grab bersama anak-anak Medan yang akan main ke Lampung (Tapi bukan ke LPM ku). 

Dan 'dia ku itu ada diantara kami. Jujur saat itu aku panik, karena membayangkan seandainya nanti ketinggalan kereta. Singkat cerita, dengan perjuangan yang begitu dramatis kami tidak ketinggalan kereta. Yaahh meskipun harus sampai lari-lari. Hahaa tetep seru. Cerita di dalam kereta lanjut ke postingan selanjutnya yaa
 

0 Response to "Festival Media di Palembang dan Cerita yang Membututinya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel