Perjalanan Selanjutnya (Medan) : Bertemu Lagi dengan Bang Syam


Tangkapan gambar melalui ponselku dari Lapangan Merdeka Medan
Semalaman kami menginap di Sekret LPM Ukhuwah. Menyaksikan mentari pagi luruh di bawah langit Kampus UIN Raden Fatah Palembang. Kehidupan kampus yang tak jauh berbeda dengan kampusku. Tapi belum membuatku rindu untuk pergi ngampus. Aku masih ingin menjelajah pengalamanku beberapa hari ke depan.

(Sekret LPM Ukhuwah)
Pagi itu, Mita dan Paopao mengajak kami sarapan di sekitar UIN. Ada beberapa pilihan menu makan, diantaranya nasi uduk, bubur ayam, dan nasi minyak. Dan Aku menjatuhkan pilihan pada nasi minyak karena dengan pertimbangan sudah pernah makan nasi uduk dan buryam sebelumnya. Sengaja ingin ku eksplore setiap kuliner dari tempat yang aku kunjungi. Sungguh menyenangkan ketika kita berkunjung ke kota orang, bisa menikmati kulinernya.


(Nasi Minyak yang mungkin hanya bisa ditemukan di Palembang, Rasanya enak, Bumbu rempahnya kuat, Selamat ngiler)
Selepas sarapan kami akan pulang ke rumah Paopao untuk bersih-bersih. Karena keberangkatan bus kami masih pukul 14.00 nanti. Lumayan lama kami menghabiskan waktu bersiap-siap, mulai dari bergantian mandi, menyetrika dan berdiskusi tentang kepulangan kami nanti. Semua masih menggantung, keberangkatan dengan bus ini saja menuai pro dan kontra sebelumnya. 
Aku yang sangat ingin berangkat dengan pesawat dan berusaha mencari promo tiket yang murah justru tidak kesampaian disebabkan berbagai hal. Sangat ribet sekali jika membayangkan perjalanan kami yang mampir-mampir dan menghabiskan waktu hingga setengah bulan di luar kota.

(Biar nggak bosen aku nampang dulu ya, yang aku pakai itu namanya Tanjak, hiasan kepala khas Palembang, itu adalah oleh-oleh yang dibawa Paopao ke Medan)


(Ega bosen banget dari kemarin nggak punya temen, ngintil bareng cewe muluk haha)
Demikian juga dengan rencana kepulangan kami, akan tetap naik bus atau memesan tiket pesawat. Pilihannya jika naik pesawat tentu tidak bisa membeli oleh-oleh yang banyak. Diskusipun tak berujung sampai kami akan pergi ke PO Bus Putra Pelangi.

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya saat yang ditunggu pun tiba, keberangkatan kami menuju Kota Medan demi Pelatihan. Kami berangkat molor setengah jam dari jadwal keberangkatan. Perjalanan selama dua hari dua malam akan kita tempuh. Tapi baru saja semalam melakukan perjalanan, tubuhku kurang diajak bekerja sama. Malam pertama perjalanan aku malah mabuk dan muntah di dalam bus. Begitu juga dengan Dewi yang duduk di kursi paling depan Bus. Tidak dapat menahan mualnya sehingga bajunya kena muntahan.

Aku kasian padanya, tapi aku juga tidak bisa berbuat banyak karena aku sendiri harus menguatkan diriku. Tempat dudukku nomor 3 berjejer dengan Ega sementara Dewi duduk dengan Tuti di depan. Yang bisa aku lakukan hanya meminta tolong pada Tuti untuk terus menjaga Dewi ketika dia mau muntah.

Perjalanan panjang selama dua hari dua malam akhirnya mencapau titik ujung. Kami sampai di Terminal Bus Putra Pelangi Medan tepat saat adzan subuh berkumandang. Segera saja aku mengabarkan kepada Kru LPM Dinamika untuk menjemput kami. Ternyata selain rombongan kami, adapula 2 orang peserta dari Aceh yang juga turun di Terminal Bus Putra Pelangi. Semakin ramailah rombongan Peserta PJTL ini.

(Aku, Dewi dan Ega yang tertidur menunggu jemputan. Ini adalah foto pertamaku di Medan)
Perasaanku bahagia sekali, sudah melewati perjalanan panjang berjarak seribu kilometer lebih. Berada di bagian bumi yang lain milik Allah dan berjumpa dengan orang-orang baru di Kota Medan. Sungguh kebanggan luar biasa pagi itu, aku dalam menyaksikan mentari pagi timbul dari daratan Medan. Aku akan menemukan banyak hal di sini, sebagai oleh-oleh cerita saat pulang nanti, dan tentu saja bahan untuk menulis.

(Akhirnya Kru Dinamika datang juga. On pict : Dewi dan Kurniawan, Ketua Pelaksana PJTL)
Setelah menunggu cukup lama, rombongan Kru Dinamika sampai juga di Terminal. Mereka beramai-ramai mengendarai kereta (Red: Motor). Setelah diskusi panjang akhirnya diputuskan 6 peserta PJTL di pesankan taksi online dan 2 orang lainnya naik motor bersama kru. Di dalam mobil kami mulai berbincang seputar Medan, juga berekspresi tentang Kota Medan untuk pertama kali. Bang Syam yang turut dalam mobil kami juga tidak absen untuk memperkenalkan Kota Medan secara singkat, dibumbui gurauan khasnya.


Bang Syam menjelaskan setiap tempat di kiri dan kanan jalan menuju kontrakan Nova (Salah satu kru LPM Dinamika). Ya benar! Kami akan singgah dulu untuk mandi dan membersihkan diri sebelum ke Kampus UINSU tepatnya ke Sekret LPM Dinamika. Bang Syam tak henti-hentinya menyebutkan tempat yang kita lintasi.

"Kok ini mirip lapangan Merdeka Metro ya," Kataku saat melintasi sebuah Taman.

"Di sini juga ada Lapangan Merdeka, tapi bukan itu, masih di depan sana," Kata Bang Syam.

"Kalau itu gedung DPR," Kata Bang Syam Kemudian.

"Tempat demo ya," Kataku

"Wah benar sekali, dan itu Galeri IM3 kalau mau ngajukan proposal dana," Cletuknya dengan tawa ringan

"Itu gedung paling tinggi di Medan," Katanya lagi kepada kami yang hampir bosan dengan penjelasan Kota Medan yang sebetulnya menurutku ya biasa aja. Haha

"Rasanya kesan Medan belum terasa ya, berkali-kali aku meyakinkan diriku bahwa ini lho Medan, tapi bagiku Medan masih sama seperti Kota ku, tidak jauh berbeda, apa karena belum melihat icon utamanya ya," Celetukku bertubi-tubi.

Bersamaan dengan itu Tuti dan Paopao juga setuju dengan pertanyaanku "Bener banget ya, aku juga ngerasa ini sama kayak Bandar Lampung," Kata Tuti. Sementara Bang Syam hanya mengangguk-angguk paham.

Setelah itu Bang Syam menyebutkan Kampus 1 nya yang berjejer dengan KFC. Lalu akupun mengeluarkan cletukan canda setelah itu.

"Jadi enak ya kantin di Kampus Satu UINSU ada KFC nya," Kataku sambil nyekikik.

"Oo iya itu yang fotonya nampang sambil merokok Rektornya," Tutur Bang Syam menambah kelucuan di situasi ini. Hahahaa

Sesampai di Kontrakan Nova, riuh suara kami berjabat tangan. Di sana kami dipersilakan menyantap sarapan nasi uduk Medan untuk pertama kali. Sementara yang lain langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Aktivitas charge hape dan ngobrol santai berlangsung cukup lama, karena menunggu 8 orang mandi secara bergantian memang tidak butuh waktu yang sebentar. Kebetulan aku mandi giliran terakhir. Tidak apa aku juga tidak bosan menghabiskan waktu menunggu untuk sekadar ngobrol dengan orang-orang yang pernah ku jumpai dulu saat Festival Media di Palembang.

(Nasi Uduk di Medan)

Bahagiaku yang pertama tentunya bisa berjumpa lagi dengan Bang Syam, sosok yang langsung ku kagumi sejak pertama perjumpaan kami. Saat itu dia juga membuat Wasap Story yang ada akunya, demikian sederhanya aku merasa bahagia. Meskipun aku akan menyadarkan diriku berkali-kali untuk menepis segala rasa yang berpotensi semakin jauh. Tidak-tidak, kamu hanya boleh sebatas kagum saja. Dia adalah seseorang yang tak mungkin kau rengkuh. Selain karena jarak geografis, juga jarak ideologis dan jarak-jarak yang lain.

Hingga kemudian giliranku mandi tiba, sementara kawan-kawan sudah bersiap dan berkemas untuk pergi ke Sekret Dinamika. Aku tergesa-gesa karena hari sudah siang, dan kami sudah cukup lama di kontrakan Nova. Tentu saja aku harus cepat berberes karena taksi online sudah dipesan menuju Sekret Dinamika. Tapi yang membuatku lebih bahagia adalah karena aku selesai belakangan, dan rombongan harus segera pergi, akhirnya diputuskan aku ke Sekret dibonceng Bang Syam naik motor. Sungguh bahagia sekali rasanya.

"Nanti Ririn ke sekret bareng aku aja ya, naik kereta," Kata Bang Syam menawari saat aku sedang bersiap memakai jilbab biru mudaku. Dan kawan-kawan pergi duluan dengan taksi online.

"Boleh," Jawabku datar. Aku tidak percaya saat itu akan diboncengnya. Terima kasih telah mengizinkanku berada di satu jok motor. Aku menulis ini, hanya untuk mengabadikan bahagiaku. Bahwa sebelum aku tahu atau sakit hati dia menjadi milik orang lain. Aku pernah tersenyum bahagia seolah aku adalah pendampingnya.

Berbalut gamis jeans aku melangkah malu menuju Kereta di belakang Bang Syam. Kereta yang akan kami naiki modelnya seperti motor satria, yaa setengah bebek setengah ninja gitu lah. Tubuhnya yang kurus tinggi mulai menyalakan men-starter motor dan mempersilakanku naik di belakangnya. Laju kereta menderu membelah jalanan sempit gang kontrakan Nova di Kota Medan.

Aku masih ingat setelah memasuki jalan raya kami Melewati MMTC yaitu Medan Market Trade Center, akupun menanyakannya kepada Bang Syam, dia menjelaskan sambil mengatur rima gas kereta yang dikendarainya. Di depannya ada GSG yang baru saja dipakai untuk MTQ Nasional.

"Jadi Al-Fatekah yang viral itu bermula dari gedung itu," Katanya sambil menunjuk gedung megah berwarna orange di sebelah kiri kami.

Jalan masih lurus terus, hingga kami berbelok dan aku membaca tulisan Universitas Negeri Medan di pojok perempatan jalan. Semula aku mengira inilah kampus Bang Syam, tapi aku sangsi karena seingatku kampusnya adalah UIN. Tanpa ku minta Bang Syam langsung menjelaskan bahwa Kampus kami lewati sepanjang jalan menuju UINSU itu biasa disebut UNIMED.

"Ini kampus pertama yang terakreditasi A di Medan, kampusnya luas sekali," Katanya. Aku hanya mengangguk menyimak penjelasannya yang bercampur deru kendaraan lalu lalang. Sambil menyapukan pandanganku di Kampus yang hijau itu. Setelah habis kawasan UNIMED mataku tersita pada sebuah gapura besar yang megah. Lagi-lagi tanpa ku minta Bang Syam menjelaskan tempat itu.

"Jadi inilah Singapore Of Medan, bagus kalau malam, apalagi ada lampu dipinggir pagarnya," Katanya.

(Singapore Of medan by Me)

Lagi :))
Setelah melintasi gapura dan Fly Over Singapore Of Medan, Bang Syam membelokkan laju motornya menuju arah balik. Seraya dengan itu dia menunjuk gedung tak jauh dari mata memandang yang beratap merah, kalau itulah Sekret Dinamika. Laju motor dibelokkan ke gerbang Kampus II UINSU dan kami langsung menuju Sekret Dinamika.

Sejurus dengan itu rasa bahagiaku kian meluap karena perjalanan dibonceng dengan Bang Syam baru saja usai. Di melangkah tegap menuju sekret dan ku susul dengan cepat di belakangnya.

(Bersambung)

Noted : Tidak ada foto MMTC dan GSG karena aku tak sempat mengambil gambar. Kalau lapangan Merdeka dan kampus UNIMED akan di tampilakn dicerita berikutnya ya. Karena alhamdulillah aku juga mengunjungi tempat itu.

0 Response to "Perjalanan Selanjutnya (Medan) : Bertemu Lagi dengan Bang Syam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel