Resolusi 2019: Wujudkan Mimpi, Pelihara Kegigihan


Apapun tantanganmu, kita harus tetep salam dua jari. Mulai awal tahun dengan senyuman keoptimisan
Tinggal hitungan menit lagi, putaran jarum jam akan mengantarkan kita ke depan pintu gerbang abad baru. Bukan karena sengaja menunggu pergantian tahun itu postingan ini baru diunggah, tapi memang ingin betul-betul merayakan deklarasi resolusi untuk satu tahun mendatang. Yang kalau tidak salah aku belum pernah melakukannya.

Anggap saja ini therm of reference (TOR) singkat dari setiap kegiatan yang Aku lakukan 12 bulan mendatang. Baik kegiatan yang bersifat kolektif maupun personal. Menyadari banyak hal telah ku lewatkan ditahun-tahun sebelumnya, aku ingin benar-benar merencanakan kegiatan yang produktif untuk tahun ini.

Mengingat usiaku sekarang sudah seperlima abad, barangkali sudah terlambat memulai masa kejayaan tapi Aku akan tetap mengejar ketertinggalan itu. Meskipun sebetulnya, selain deretan rencana ini, kegigihan dalam berikhtiar dan kekhusyu’an doa adalah faktor yang paling mendominasi keberhasilan.

Dibawah ini akan aku jabarkan beberapa resolusi yang ingin ku wujudkan satu tahun mendatang. Beberapa diantaranya juga meneruskan resolusi tahun lalu yang belum bisa terwujud seperti:

  • Seminar sebelum Kuliah Pengabdian Masyarakat

Tahap ini tak berhasil aku selesaikan tahun lalu karena aku harus disibukkan dengan Pelatihan Nasional Ke Medan yang semestinya dapat ku lakukan tahun sebelumnya. Dan lagi-lagi harus menyelesaikan PR resolusi tahun lalu. Tidak apa, mari jalani setiap proses dengan sebaik-baiknya. Yang terpenting, Minimal aku sudah menyelesaikan bimbingan proposal sampai tahap pendaftaran. Sehingga setelah KPM bisa langsung maju seminar. Bismillah mohon doanya ya kawan-kawan.

  • Tulisan tembus media lokal

Agak malu mengakui ketika resolusi itu belum juga terwujud hingga sekarang. Sebenarnya aku pernah membuat kesepakatan dengan seseorang, lebih tepatnya adalah kakak tingkat di Kampus yang dulu sama-sama ikut pelatihan dan lomba opini. Kemudian dia juara 1 dan aku juara 2, lantas kami membuat projek untuk berlomba-lomba mengirim tulisan ke media. Siapa yang menang akan mendapat reward dan yang kalah akan mendapat punishment
Tapi sampai sekarang aku belum bisa mewujudkan projek itu, dan kabarnya dia sudah berhasil menyelesaikannya. Tapi dia berbelit-belit ketika ku tanya media apa. Juga dengan punishment perjanjian kami, sepertinya telah dilupakannya.


Setelah melanjutkan dua resolusi tahun lalu, ada beberapa resolusi baru yang akan ku perjuangkan di gerbang awal tahun ini. Diantaranya sebagai berikut:

  • Melaksanakan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) dengan Sebaik-baiknya.

Agenda yang paling dekat ditahun 2019 adalah Program KPM kuliahku. Aku akan tinggal selama 40 hari di daerah pesisir pantai dan masyarakatnya mayoritas penduduk pribumi. Barangkali akan banyak penyesuaian karena aku bersuku Jawa (pendatang). Tapi bagiku itu adalah tantangan yang melelahkan sekaligus menyenangkan. Lelah karena aku akan menemui beberapa kesulitan, tapi juga senang karena aku akan mempelajari budaya baru. Semoga lancar, doakan ya kawan-kawan.

  • Meneruskan penelitian dalam kurun waktu 3 Bulan

Aku akan membiarkan proposalku ngangkrak (baca: terbengkalai) dalam kurun waktu 40 hari. Pasalnya lokasi KPM yang jauh dari kampus tidak memungkinkan aku untuk nyambi bimbingan. Alhasil baru bisa melanjutkan setelah program KPM selesai. Setelahnya aku ingin menargetkan penelitian ini selesai dalam 3 bulan supaya dapat mempersiapkan rencana-rencana berikutnya.

  • Melakukan Perjalanan ke Tangerang, Jakarta dan Bandung untuk mencari Inspirasi Jenjang Berikutnya

Aku ingin melakukan perjalanan lebih jauh lagi secara mandiri. Tujuannya selain mencari inspirasi untuk bahan menulis tentu saja inspirasi untuk rencana-rencana berikutnya. Barangkali dalam perjalanan itu aku menemukan sebuah tempat yang cocok untuk membangun karier.
lagipula aku sudah memiliki tujuan untuk singgah di Kota itu, ada Pakde dan Mamas yang siap mengantarku menjelajah Tangerang dan Jakarta. Di Bandung ada kawan waktu Pelatihan Nasional dan ada juga kakak tingkat yang meneruskan pascasarjana di sana. Tentu tidak terlalu sulit. Semoga saja. 

  • Mencari Pandangan Beasiswa untuk Pascasarjana

Ini adalah mimpi terbesarku karena saat kuliah S1 aku telah menyesali beberapa hal. mengapa tidak merencanakan studi dengan baik? Tidak usah ku jawab ya, kan terlalu memalukan jika aku banyak beralasan. Oleh karena itu, jenjang berikutnya tidak akan kulewatkan tanpa perencanaan yang berarti. Aku sudah berorganisasi dan belajar perencanaan pada ahli perencanaan di Kampusku. Tentu saja dari situ aku ingin hidupku ke depan terencana. Karena ahli tersebut pernah memberi quotes yang kira-kira berbunyi seperti ini.

Gagal merencanakan sama saja dengan merencanakan kegagalan”

Jadi dari sekarang marilah rencanakan dengan baik apa yang ingin kita lakukan dan menjadi cita-cita kita. semangat kawan.

  • Menulis buku yang ke-5

Selama kuliah aku bersyukur telah dipertemukan dengan orang-orang yang gemar menulis. Alhamdulillah, walaupun hanya antologi aku sudah beberapa kali nimbrung dalam projek menerbitkan buku. 

Buku yang pertama ketika aku masih duduk disemester 2, projek ini diprakarsai dosenku yang masih muda, beliau menagajak kami menulis buku rampai yang selesai di akhir semester. judulnya “Melawan Terorisme”, tidak sampai dijual bebas karena kami hanya menerbikannya indie, jadi hanya dimiliki oleh masing kami yang menulis. Yaah itung-itung latihan biar tambah semangat. Minimal kan sudah dapat ISBN.
Ini dia buku pertamaku

Buku kedua juga masih dinisiasi oleh dosen yang sama. Saat itu aku duduk di semester 5 kalau tidak salah. Kami beramai-ramai menulis buku 'Pengantar Akidah Akhlak' yang juga terbit diakhir semester. buku ini dicetak beberapa eksemplar untuk dimiliki masing-masing penulis. Dan sisanya diwakafkan dengan menyebarkan PDF-nya. Kawan-kawan jika berminat boleh mengunduhnya di sini.
 
Cover Buku Bunga Rampai Kami

Buku yang ketiga adalah buku yang kami tulis bersama komunitas menulis di kampus. Bukan komunitas sebenarnya, hanya kumpulan beberapa mahasiswa yang memiliki kegemaran yang sama, yaitu menulis. Kemudian salah satu dari kami menginisiasi penulisan buku ‘Desa di Ujung Rindu’. Buku ini berisi antologi puisi tentang kerinduan desa. Kalau kalian ingin baca, boleh pinjam ke aku karena lagi-lagi buku ini dicetak indie dengan eksemplar yang terbatas. Hanya beberapa temanku yang sempat membeli saat launching buku, karena memang sangat terbatas cetaknya.
Cover warna kesukaanku

Buku yang keempat ini adalah kebanggan luar biasa, karena ini merupakan antologi yang di dalamnya terdapat penulis terkenal yaitu Ahmad Rifai Rifan. Saat aku Pelatihan Jurnalistik di Medan, aku berkesempatan untuk kolaborasi menulis dengan beliau dan alhamdulillah bukunya akan segera terbit di Januari 2019.

Setelah itu, nyambi garap skripsi aku ingin menyambi nulis buku yang sendiri, tidak antologi. Tentu ini berat tapi kalau sudah diniatkan ya harus gigih mewujudkannya. Aamiin.

  • Wisuda di Bulan Agustus

Aku harus yakin dan bisa wisuda di tahun ini, sebab kalau tidak aku pasti akan mengecewakan banyak orang. Terutama orangtuaku yang selalu menagih janji kapan aku diwisuda. Sehingga aku harus menunaikan janji itu. Bismillah semangat, mohon doanya ya teman-teman.

  • Merantau ke pulau seberang

Setelah menamatkan kuliah, begitu banyak hal-hal yang ingin kulakukan. Aku ingin memulainya dengan merantau ke pulau sebrang. Selain untuk melatih kemandirianku aku ingin menjadi bagian manusia yang hidupnya penuh perjuangan. Saat ini masih terus menyiapkan mental untuk mengajukan permohonan izin kepada orang tua supaya diperbolehkan merantau.

  • Menyiapkan kuliah adik sebaik-baiknya

Menyadari ketika masuk kuliah dulu, benar-benar tidak ada persiapan. Aku tidak ingin hal seperti itu juga dialami adikku. Sehingga aku akan membantunya untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik.

  • Pendamping hidup?

Ini nih, yang menjadi keresahan setiap tahunnya. Tapi ujung-ujungnya tidak pernah ada hasil yang berarti selain deretan narasi alay dan puisi-puisi rindu yang pating slengkrah (baca: berantakan dimana-mana) dan membuat geli ketika membacanya. Yasudah memang kisah cinta takkan habis untuk ditulis,Yakan?


Dabuk Rejo, 31 Desember 2018
Yang Beresolusi, disaksikan hujan rintik dan angin semilir



Ririn Erviana

2 Responses to "Resolusi 2019: Wujudkan Mimpi, Pelihara Kegigihan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel