Review Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini


Nggak tahu istimewanya film ini disebelah mana, yang jelas film ini sukses bikin aku sesenggukan sampai pusing, kepala berat hanya dalam waktu 2 jam. Gilak emang. 

Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini adalah sebuah film yang diadaptasi dari Novel best seller karangan Marchella FP dengan judul yang sama.

Sebelum nonton film ini, mungkin setahun yang lalu aku sudah nonton webseries Nanti Kita Cerita tentang hari ini. Tapi film ini berbeda dengan webseriesnya, karena lebih konsen di keluarga Awan dan Angkasa. Kalau di webseries kan lebih ke perjalanan karier Awan dan persahabatannya. Seingatku juga di webseriesnya nggak ada Aurora Cuma ada Awan sama Angkasa.

Baru setelah itu aku mendapat kesempatan membaca bukunya. Memang keren sih bukunya, tapi di dalam buku nggak ada tokoh-tokohnya. Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini bagaikan sebuah pesan seorang ibu kepada anaknya. Tentang memori, gagal, tumbuh, patah, bangun, hilang, menunggu, bertahan, berubah, dan semua ketakuan manusia pada umumnya.

Filmnya, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini menceritakan konflik keluarga. Terdiri dari Ayah yang posesif terhadap ketiga anaknya yaitu Angkasa, Aurora, dan Awan, serta ibu yang disebagian besar episodenya lebih banyak diam. Menggambarkan peran perempuan dalam sebuah keluarga yang klasik harus manut akan keputusan Ayah.

Film ini menggambarkan konflik keluarga dengan background menengah ke atas. Hal itu dapat dilihat dari keresahan yang terjadi pada Awan, ia merasa terganggu dengan perhatian ayahnya sejak kecil hingga untuk mendapatkan pekerjaan yang diimpikan pun, ia mendapat previlej. Sialnya, ia membenci previlej itu karena ia tak ingin dianggap sebagai anak bungsu yang manja.

Ayah dalam film ini, berusaha menjadi manusia sempurna yang harus memenuhi apapun inginnya anak-anaknya terutama Awan. Sampai ia harus posesif terhadap anaknya, apalagi ketika Awan mengenal laki-laki bernama Kale. Ayahnya sangat tidak suka.

Tapi tokoh Kale di sini justru banyak membantu Awan untuk membuka berbagai kejanggalan dari prosesnya bertumbuh sampai ia berada di fase probation.
“Nyaman itu kadang menjebak, kita nggak akan tahu kita punya keberanian sampai kita ngerasain takutnya dulu kan?”
Awan semakin menyadari bahwa dirinya terlalu nyaman dengan previlej yang diberikan ayahnya selama ini. sehingga dia pengen merasa bebas dan bisa menentukan masa depannya sendiri.

Di menit-menit akhir ketika aku sudah banyak meneteskan air mata karena memposisikan diri sebagai Aurora yang menjadi anak tengah, dan sering nggak diperhatikan ayahnya, aku berasumsi ada toxic masculinity yang diangkat film ini.

Beberapa kali Ayah menekankan kepada si Angkasa, bahwa sebagai kakak laki-laki ia harus menjadi pelindung adik-adiknya apapun yang terjadi. Padahal laki-laki kan juga punya rasa sedih dan sesekali ia butuh sandaran pula. Akhirnya diakhir film penonton dibuat sadar bahwa sejak usia 6 tahun Angkasa dipaksa menutupi lukanya oleh sang Ayah. Sehingga ia pun tumbuh menjadi pribadi yang nggak bisa mengenali lukanya sendiri.

Meskipun menyuguhkan ending yang menggantung, karena nggak ada kejelasan perjalanan karir Awan. Akhirnya sang Ayah sadar bahwa usahanya selama ini untuk menutupi luka agar semua keluarganya tetap bahagia adalah pilihan yang kurang tepat.
“kehilangan itu alami, nggak boleh ditutu-tutupin, karena hati kita butuh latihan untuk ngerasa sedih dari kehilangan paling kecil.”
Pas adegan Ayang Meluk Aurora itu yang bikin nangis, pecah, huhhh sedih bangetlah ya ampuuuuuuun.
“hidup itu lucu ya, yang dicari hilang, yang dikejar lari. Sampai kita lelah dan berserah, saat itu semesta bekerja. Beberapa hadir dalam rupa sama, beberapa lebih baik dari rencana.”
Satu lagi yang paling aku suka dari film ini adalah soundtracknya. Bahkan sebelum nonton filmya aku sudah hapal lirik soundtracknya. Karena menggambarkan realitas yang terjadi di tahun-tahun ini oleh orang-orang yang berusia 20-an lah. Keren maju terus perfilman Indonesia.

Judul film     : Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Tanggal Rilis  : 2 Januari 2020
Durasi          : 121 Menit
Sutradara    : Angga Dwimas Sasongko
Produksi      : Visinema Pictures
Pereview     : Ririn Erviana

0 Response to "Review Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel