Review Film When Marnie Was There


Film ini sepertinya cukup familiar di kalangan murid-murid saya. Maklum mereka sepertinya memang penggemar berat studio Ghibli. Apalagi di perpus ada novel When Marnie Was There juga. Jadilah anak-anak perempuan kelas enam sering sekali membicarakan betapa bagusnya kisah When Marnie Was There ini.

Mendengar obrolan mereka itu diam-diam saya ikut penasaran. Apalagi salah satu teman saya, sama-sama guru di sekolah merekomendasikan film ini. Jadilah ketika hari sedang luang saya menonton film When Marnie Was There ini.

Jujur sebelumnya saya tidak begitu suka dengan film-film fantasi seperti ini. Saya juga bukan pecinta kartun maupun film animasi. Tapi kali ini memang saya cukup penasaran. Sepanjang menonton film ini memang saya dibuat sangat penasaran.

When Marnie Was There bercerita tentang anak perempuan bernama Anna. Anna tinggal bersama orang tua angkat yang kerap ia panggil bibi. Anna memiliki kesulitan dalam bersosialisasi di sekolah. Dia seperti punya asumsi sendiri tentang kehidupannya yang membuat Anna merasa tidak diinginkan oleh orang-orang di sekitarnya. 

Ini mungkin jadi bagian isu psikologis dalam film When Marnie Was There. Anna dikirim ke sebuah desa untuk tinggal bersama kenalan bibinya. Bibinya berharap Anna bisa menyembuhkan diri setelah tinggal di desa itu untuk beberapa waktu. 

Di desa inilah Anna bertemu teman gaib yang bernama Marnie. Untuk pertama kalinya Anna merasakan relasi persahabatan yang begitu indah bersama Marnie. Anna jadi mengenal dirinya sendiri setelah bertemu Marnie. Tapi keberadaan Marnie memang sangat misterius. Karena ia tinggal di sebuah rumah tua di pinggir danau.

Anna dan rasa kesepiannya memang boleh dikatakan sebagai sesuatu yang kompleks. Entah kenapa menonton film ini membuat saya berefleksi tentang saya juga pernah merasakan apa yang dirasakan Anna. Waktu kecil saya sering merasa sendiri. Saya juga kerap berimajinasi tentang teman khayalan seperti Anna.

Saya tidak yakin apakah semua orang pernah merasa dirinya aneh. Seperti yang dirasakan Anna. Tapi saya pernah merasa bahwa orang-orang menganggap saya aneh. Ketika Anna gagal menjalin relasi pertemanan saya juga bisa merasakan energi itu. Rasanya memang setiap orang pernah mengalamni kegagalan relasi.

Saya yakin kegagalan Anna dalam menjalin relasi pertemanan adalah bagian dari perjalanan hidup. Saya berharap Film ini memiliki akhir cerita yang indah seperti pada akhirnya Anna juga menemukan sahabat terbaiknya selain Marnie. Seperti yang saya rasakan pula. Maksudnya saya pernah mengalami kegagalan, tapi akhirnya saya menemukan orang-orang yang cocok dengan saya yang kemudian menjadi teman baik saya.

Walaupun saya juga cukup tercengang dengan plotwist yang dihadirkan tentang siapa Marnie sebenarnya. Menurut saya itu benar-benar mindblowing. Saya juga turut merasakan kehangatan ketika akhirnya Anna tahu siapa Marnie sebenarnya.

Setelah menontn film When Marnie Was There akhirnya saya juga paham mengapa anak-anak perempuan di sekolah menyukai film ini. Memang animasinya sangat cantik. Menonton film ini kita dimanjakan dengan berbagai adegan kartun yang indah. Apalagi saat adegan masak menurut saya itu benar-benar indah.

Selain itu, latar tempat yang digunakan adalah desa dengan udara yang sejuk. Membuat kita bisa benar-benar membayangkan betapa damainya berada di tempat itu. Rumah paman dan bibi tempat Anna menginap juga sangat sederhana dan unik. Saya jadi penasaran juga pengen mencoba tinggal di rumah semacam itu.

Cerita yang disuguhkan juga sangat unik. Bagaimana Anna harus pergi ke desa itu karena penyakit asma yang dideritanya. Rasanya unik saja ada terapi yang dilakukan dengan tinggal di rumah orang lain. Semacam KKN. Tapi paman dan bibi pemilik rumahnya sangat baik dan tidak menghakimi Anna sebagaimana orang-orang menganggapnya aneh.

Intinya film ini memang bagus apalagi ditonton oleh anak-anak. Isu yang ddisuguhkan penting tapi dikemas dengan kisah yang ringan dan mudah dipahami. Banyak mengandung pelajaran berharga pula. Saya bisa merekomendasikan film ini untuk ditonton bersama anak-anak di rumah maupun di sekolah. 

Judul Film : When Marnie Was There

Tanggal Rilis : 19 Juli 2014

Sutradara : Hiromasa Yonebayashi

Durasi : 1 Jam 43 menit

Pereview : Ririn Erviana

20 Responses to "Review Film When Marnie Was There"

  1. Wah ini menarik, nontonnya di mana ya mbak?

    Saya sepertinya bakal jatuh cinta juga loh sama animasi ini. Apalagi jika latarnya pedesaan yang sejuk. Tempat tinggal unik dan mengangkat aspek psikologis seperti ini. Orang yang sering merasa dianggap aneh harus nonton nih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh ni info downloadnya.. Dari ulasannya film ni rekomended ya. Bisa saya jadikan daftar film untuk tayangan keluarga ni.

      Delete
  2. film keren nih, menghadirkan kisah emosional yang mendalam, menggugah refleksi tentang kesepian dan arti persahabatan sejati

    ReplyDelete
  3. Rasanya imajinasi anak-anak hampir sama seperti Anna, ya? Saya dulu waktu kecil juga merasa punya teman khayalan. Kadang sering cerita dan bicara sendiri seolah-olah ada temannya. Entah, apa ini normal atau enggak karena setelah dewasa teman itu hilang dengan sendirinya.

    ReplyDelete
  4. Udah lama banget saya ga nonton film bergenre animasi. Dan film berjudul Marnie was there ini kayaknya menarik banget nih buat ditonton. Kalo ngelihat sekilas gambar ilustrasinya suasananya emang bernuansa Ghibli2 gitu ya. Saya jadi penasaran deh sama sosok Marnie ini.

    ReplyDelete
  5. Studio Ghibli memang tidak pernah gagal menyajikan anime yang bermakna dan indah yaa.

    ReplyDelete
  6. Film anak tapi cocok juga ditonton oleh orang dewasa ya ini?
    Penasaran jadi sebenarnya Marnie teman Anna itu siapa ya...
    Harus nonton juga nih biar gak penasaran

    ReplyDelete
  7. Anak-aanak perlu juga dikasih tontonan yang bagus ya, biar nambah wawasan sama pengalaman.

    ReplyDelete
  8. Siip lah. Bakal masuk ke watchlist ya. Anak2 saya pasti sukak juga.

    ReplyDelete
  9. Sebenernya isu mengenai psikologi anak-anak pre-teen ini juga lekat sekali dengan kehidupanku sehari-hari yang sedang memiliki anak masa pra-remaja. Dan memang rl sii.. mereka merasa sebuah hubungan pertemanan yang gagal. Memang menemukan teman yang se-frekuensi itu gak mudah.

    ReplyDelete
  10. Kalau baca alur ceritanya lumayan bagus yaa film anak2 yang 0as juga nih ditonton orang dewasa ..okelah aku mau masukin list daftar film yang harus ditonton

    ReplyDelete
  11. owh kisah animasi toh, wah pasti anak-anak suka nontonnya. pesan yang disampaikan relatable di dunia anak-anak. soal menjalin pertemanan itu tidak mudah tergantung bagaiama anak tersebut beradaptasi atau memulai pertemanan

    ReplyDelete
  12. Menarik sekali ini cerita Anna yang memang saat sekarang ini tidak sedikit pula anak-anak yang merasa tidak diterima di masyarakat atau lingkungan sosialnya. Nanti boleh cari tahu deh tentang film ini.

    ReplyDelete
  13. Film Marnie ini bisa ditonton dimana mba? Aku penasaran sama filmnya..

    ReplyDelete
  14. Selalu suka dengan film animasi fantasi. Aku udan nonton ini. Banyak hilai-nilai kedupan yang bisa ditmpasi

    ReplyDelete
  15. Selalu suka film animasi fantasi. Udah pernah nonton ini. Suka banget dari alur ceritanya, karakter, dan ada hal positif yang bisa dipetik.

    ReplyDelete
  16. ternyata Anna punya temen yang... huhu
    memang film animasi membuat imajinasi ikut terbang juga ya
    dan daku pada dasarnya sampai gede saat ini masih suka kok nonton film animasi, hehe

    ReplyDelete
  17. Film animasi yang luput dari pengamatanku. Setelah baca review ini, aku auto mencari untuk nonton dimana film ini. Sepertinya bakal ajak keponakan sih kalau ada pesan yang bisa diambil habis nonton filmnya.

    ReplyDelete
  18. Wahh dah lama banget gak dapet rekomendasi film animasi bagus.. thanks for review
    Gas nyari buat nonton hehe

    ReplyDelete
  19. Film horor yang menarik. Aku pikir Anna adalah seorang introvert, yang harus keluar dari karakternya agar hidup lebih bahagia.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel