Review Film The Upside

Review Film The Upside
Sumber gambar: Amazon

Film ini dibuka dengan atraksi kejar-kejaran mobil oleh polisi. Saya kira ini film action. Namun ternyata bukan. The Upside bercerita tentang Phillip Laccase, seorang milliarder yang seluruh tubuhnya lumpuh kecuali leher ke atas. Ia menjalani hidupnya di atas kursi roda.

Suatu hari ia melakukan rekrutmen untuk teman hidupnya. Teman hidup di sini bukan berarti pasangan ya tapi seseorang yang bisa membantunya selama 24/7. Aliyas tinggal bersamanya selama bekerja. Datanglah Dell Scott, seorang mantan narapidana yang selama bebas bersyarat, ia harus menemukan pekerjaan yang bisa menerimanya sebagai mantan napi.

Pertemuan antara Philip dan Dell menjadi momen yang mengesankan bagi Phillip, karena ia merasa dipandang sebagai manusia seutuhnya saat Dell memintanya tanda tangan berkas bukti dirinya telah melamar kerja. Dalam hal itu, Phillip merasa dipandang sebagai manusia sempurna bukan manusia difabel.

Sebenarnya film ini juga membawa isu inklusi yang mungkin sampai hari ini harus menjadi perhatian. Bahwa orang-orang dengan disabilitas tidak boleh dipandang sebelah mata. 

Dibalik gemerlap kekayaan Phillip, ternyata hidup yang ia jalani sangat kering dan berantakan. Ada sesuatu yang lebih besar telah hilang dari hidupnya. Tapi ini bukan tentang situasi tubuhnya sekarang. Namun, kehadiran Dell, seorang mantan narapidana memberikan itu kembali ke hidup Phillip.

Begitu juga sebaliknya, Dell yang sedari kecil tumbuh dalam keluarga toksik, akhirnya menemukan suatu nilai hidup setelah bertemu Phillip. Perjalanan merawat Philips semakin menambah kesadaran Dell tentang banyak hal dalam hidup yang selama ini ia lewatkan. Salah satunya tentang kewajibannya terhadap anak dan istrinya.

Persahabatan Phillip dan Dell membawa banyak kebaikan. Salah satunya Dell akhirnya menemukan potensi yang terpendam dari dalam dirinya. Selain itu, Dell juga belajar tentang apa yang paling berharga dalam hidup. 

Persahabatan antara seorang miliarder dan mantan narapidana seperti sesuatu hal yang sangat mustahil. Tapi ternyata film ini diangkat dari kisah nyata. Film The Upside sendiri merupakan remake dari Film Perancis yang berjudul The Intouchables.

Satu adegan paling lucu dan menggelitik adalah saat Dell ingin membantu Phillip mengganti kateternya karena petugas yang bisa menggantinya terlambat datang. Dell seorang narapidana yang tengil menggantikan kateter sesama jenis terasa sedikit menggelikan tapi ini sangat lucu. 

Menonton film ringan ini membuat saya merasa lebih empati terutama terhadap orang-orang dengan disabilitas. Seperti apapun kondisi seseorang, tidak pernah ada hak untuk kita rendahkan dan remehkan. Dan semua orang punya sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya, meski terkadang sesuatu yang berharga itu bukan sesuatu yang mewah.

Film The Upside juga mengajarkan kepada kita bahwa menjadi diri kita yang paling otentik adalah pilihan yang sangat tepat. Karena ternyata orang-orang selalu menyukai ketulusan. Saat ketulusan yang selalu disukai orang itu kita palsukan, orang-orang juga tidak akan peduli lagi. Jadi apa adanya meski itu terkesan buruk di mata sebagian orang itu tidak apa-apa. 

Karena memang nyatanya tidak semua orang bisa menyukai kita.

Judul Film : The Upside

Pemain : Kevin Hart & Bryan Cranston

Tahun Rilis

Durasi

Pereview: Ririn Erviana

1 Response to "Review Film The Upside"

  1. Sekarang film-film ringkas ini memang harus diperbanyak ya jangan jangan berat-berat soalnya udah sakit kepala dengan beban hidup

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel