Novel Baby to Be, Isu Perempuan dalam Lingkaran Kehamilan

Sebelumnya saya memang penasaran sekali sama novel Baby To Be ini. Karena kebetulan sedang hamil jadi pengen cari bacaan yang relate. Baca blurb bagian belakang novel memang ceritanya tentang kehamilan.

Baby to Be diceritakan menggunakan sudut pandang Adel. Seorang perempuan yang berprofesi sebagai doula. Lewat novel ini saya akhirnya tahu bahwa ada profesi khusus untuk mendampingi ibu hamil. Pendampingannya di sini bersifat psikologis bukan medis. Karena profesi doula bisa dibilang masih cukup asing di tempat tinggal saya.

Penyajian cerita yang sangat unik karena memadukan dongeng bangau pengantar ruh bayi dengan realitas kehidupan perempuan hamil dengan beragam keunikannya.

"Kamu harus menjaga dirimu sendiri agar terus hidup sampai jadi bangau dewasa. Nanti saat musim migrasi tiba tugasmu adalah menghindari bahaya dan tetap selamat sampai tujuan."

Kutipan di atas merupakan nasihat ayah bangau kepada bangau muda yang berambisi pengen cepat-cepat jadi bangau yang mendapat tugas mengantar ruh bayi. Padahal sebelum mengemban tugas itu bangau harus belajar menjaga dirinya sendiri. Seperti halnya manusia yang belajar hidup untuk mandiri. Agar bisa menjaga hidupnya kelak ketika dewasa.

Sebuah cerita yang cukup menguras emosi dalam novek ini adalah Ada tentang laki-laki yang menjadi pemimpin perusahaan, tapi belum punya sudut pandang yang baik tentang perempuan hamil. Sehingga banyak kebijakannya tidak ramah ibu hamil. Ketika istrinya sendiri hamil, ia tidak paham bahwa suami juga seharusnya turut serta belajar tentang kehamilan dan melahirkan.

"Selama proses melahirkan itu, mungkin seorang wanita dianggap berada di titik terlemahnya. Titik ambang antara hidup dan mati. Tapi, justru wanita itu dengan magisnya memancarkan satu kekuatan terpendam yang nggak akan pernah ia tunjukkan lagi kalau bukan dalam proses persalinan."

Kutipan ini menjadi salah satu penyemangatku saat membaca novel ini. Sebagai orang yang menjalani kehamilan pertama. Tentu banyak kekhawatiran dan ketakutan. Apalagi tentang proses persalinan.

Selain cerita tentang laki-laki yang belum paham soal kehamilan ada pula cerita tentang perempuan yang hamil dan mendapat KDRT dari suaminya. Berujung kematian bayi yang dikandung. Ini bagian paling sedih sih rasanya. Tapi mungkin bisa mewakili realitas kehidupan. Karena nggak menutup kemungkinan ada juga yang mengalami hal seperti ini.

Kisah inilah yang membuat Adel, sang pemilik cerita dalam novel ini punya ketakutan disepanjang hidupnya untuk menikah atau punya anak. 

Banyak cerita soal kehamilan yang disuguhkan di novel ini. Mulai dari mereka yang berusaha keras untuk mendapatkan buah hati. Sampai mereka yang tidak menginginkan kehamilan, tapi justru malah hamil. 

"Kadang kita suka lupa the beauty of pregnancy, dimana proses sepanjang mengandung pun sudah merupakan sebuah kenikmatan bagi ibu. Jadi, mari salurkan energi positif untuk apa yang kita jalani sekarang. Soal gimana nanti bayinya terlahir, dal kondisi seperti apa, bertahan hidup atau enggak, kita serahkan sama Yang Maha Kuasa."

Sebagai orang hamil, saya merasakan banyak sekali kekhawatiran. Mungkin hal ini juga dialami oleh banyak orang. Gara-gara terlalu khawatir dan overthinking itu, kita jadi tidak menikmati semua prosesnya. Makanya perlu banget yang namanya afirmasi dan energi positif supaya pikiran jadi tenang dan kita bisa menjalaninya dengan nikmat.

"Hal pertama yang perlu disiapin kalau mau punya anak itu bukan barang-barang perlengkapan mewah bermerk dan harganya selangit, tapi justru membekali diri dengan ilmu pengetahuan tentang pregnancy dan parenting"

Novel ini lebih dari sekadar hiburan kisah tentang dongeng bangau pengantar ruh bayi. Lebih dari itu novel ini menyuguhkan banyak hal tentang dunia kehamilan. Menyadarkan saya tentang pentingnya belajar soal kehamilan bahkan mengajak pasangan untuk belajar bersama.

Selain memaparkan beragam isu perempuan dalam lingkar kehamilan. Novel ini sebenarnya membahas misi Adel menemukan pemilik ruh bayi yang diantar oleh bangau. Bangau itu sepertinya nyasar dan menganggap Adel sang pemilik ruh bayinya.

Karena tidak ada alasan logis bagi Adel untuk menerima ruh bayi itu. Maka konsekuensinya Adel harus membantu sang bangau menemukan pemilik asli ruh bayi tersebut.

Sebenarnya aku kurang suka dengan ending novel ini. Karena menurutku Adel belum menemukan jawaban atas keresahan dan ketakutannya untuk menikah dan punya anak. Ada bagian dimana Adel sempat baper terhadap laki-laki yang menyukainya tapi berakhir dengan cerita yang agak memaksa. 

Tapi disamping itu, novel ini telah banyak memberikan gambaran isu perempuan dalam lingkaran kehamilan yang mungkin belum banyak diketahui orang. 

Bacaan ini sangat relate dengan situasi saya yang lagi hamil juga. Tapi novel inj juga cocok untuk kalian yang belum menikah. Supaya dapat menjadi gambaran bagaimana proses mendapatkan buah hati dan pentingnya belajar kehamilan bersama pasangan.

Saya membaca novel ini melalui aplikasi Rakata milik mizan. Kebetulan ada program All You Can Read yang saya ikuti. Jadi bisa baca ebook ini secara gratis dan legal. Kalau kalian mau baca novel ini lewat Rakata juga bisa, harganya tidak semahal buku cetak. Silakan klik di sini

Judul Buku : Baby To Be

Penulis : Marina Yudhitia

Penerbit : Mizan

Tahun Terbit : 2023

Pereview : Ririn Erviana


0 Response to "Novel Baby to Be, Isu Perempuan dalam Lingkaran Kehamilan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel