Cerita Mufi : Miracle of Toddler
Banyak yang bilang kalau mengasuh toddler terasa lebih melelahkan dibanding mengasuh new born. Tapi bagiku, rasanya lebih nyaman mengasuh toddler dibanding new born. Karena new born tuh pola tidurnya dar der dor banget. Selain itu, masa-masa toddler aku masih banyak overthinking. Mungkin karena lagi adaptasi jadi ibu baru.
Suamiku pun setuju, walaupun masa-masa toddler ini banyak banget drama dan kejutannya tapi masih bisa dibawa happy. Kalau masa-masa new born kayaknya lebih menguras tenaga dan emosi.
Satu hal yang sempat membuatku insecure soal Mufi di usia 16 bulan ini ketika dia sering sekali memukul. Aku kepikiran, takut kalau dia mukul-mukuk temannya. Sepupunya pun sudah beberapa kali jadi korbannya Mufi yang tiba-tiba mak tepok.
Bahkan aku pernah dipukul pakai gagang mainan donat bersusun keras banget di bagian mata. Rasanya sakit dan sempat bikin pusing. Aku dan suami sempat evaluasi dan sebenarnya kami juga nggak kurang-kurang phsycal touch ke Mufi.
Kebetulan aku juga cerita sama teman kami yang anaknya seumuran. Ternyata suka mukul-mukul juga. Setelah aku baca-baca memang wajar di masa-masa toddler ini anak tuh suka teriak-teriak, nangis, tantrum dan memukul. Karena di masa ini otak berkembang begitu pesat. Rasa ingin tahu yang tinggi tapi belum bisa mengutarakan semua maksud mereka dalam bentuk kata-kata jadinya marah itulah ekspresinya.
Aku jadi sedikit tenang karena sepertinya apa yang terjadi pada Mufi masih wajar. Aku menyadari masih belajar terus tentangs sabar. Aku juga mencoba jadi ibu yang meaningful dan bisa enjoy menjalani kehidupan IRT ini. Aku terinspirasi dari konten kreator tiktok, seorang ibu yang dulunya pramugari. Masih bisa mengaktualisasikan dirinya dengan jadi konten kreator. Semoga aku bisa jadi perempuan yang seperti itu.
Apalagi beberapa hari terakhir terasa banyak sekali hal-hal mengagumkan dari perkembangan Mufi. Banyak sekali kata-kata yang ia tirukan. Bahkan ia bisa menirukan kata-kata yang cukup sulit seperti ambuk (ambruk), pombok (Spongebob), titu (tikus), dan masih ada beberapa lagi.
Hati kami selalu hangat ketika Mufi tiba-tiba berteriak "Undaaaa" ketika aku baru datang dari bepergian. Seperti menyambut. Begitu juga dengan teriakan "Ayaaah" saat ayahnya pergi ke kamar mandi atau wudhu. Merengek tidak mau ditinggal. Itu semua lucu dan menggemaskan.
Seringkali kami gemas dengan kelakuan dan permintaannya. Suatu kali, waktu sedang membaca buku. Ada gambar kereta, sebelumnya sempat aku nyanyikan lagu naik kereta api. Setelah lagi selesai, Mufi dengan bahasa tidak jelas merengek yang maksudnya meminta aku menyanyikan lagu itu lagi dan lagi. Sampai ada sekitar lima kali. Menggemaskan sekali.
Kalau siang hari sesudah Zuhur, biasanya aku mengajak Mufi main di kamar. Karena cuaca panas, aku mengunci pintunya supaya dia tidak keluar-keluar. Rasanya memang malas sekali harus mengikutinya jalan kemana-mana. Kalau sudah bosan di kamar, Mufi menunjukkan rasa bosan dan dengan bahasanya yang belum jelas itu merengek meminta keluar kamar. Kadang aku juga sambil terkantuk-kantuk dan mengabaikan rengekannya.
Karena seringkali diabaikan, suatu kali Mufi bilang "Maem... Maem." Kalau sudah berkata begitu aku jadi semangat membuka pintu kamar. Maklum ibu ini selalu bahagia kalau anaknya minta makan. Tapi ketika itu aku masih belum menurutinya. Kemudian tiba-tiba dia berkata "eek eek.." aku langsung bangun dan memeriksa pempersnya. Ternyata dia beneran poop.
"Ebooook ebooook," katanya yang artinya minta cebok. Kadang sebel-sebel gemes gitu. Ibaratnya lagi ngantuk-ngantuk malah harus nyebokin. Tapi aku juga kagum dia sudah bisa mengatakan kalau dia eek dan minta cebok ke kamar mandi.
Setiap kali Mufi menunjukkan kemampuan baru. Aku dan suami sama-sama kagum. Kami kompak berkata "Gek siapa yang ngajari tuh?" Karena kami mikirnya nggak pernah ngajarin Mufi tiba-tiba bisa sendiri. Sungguh sangat magic.
Masa-masa toddler walaupun penuh drama tapi membuat kami sebagai orangtua menyaksikan banyak hal mengagumkan dalam perkembangan Mufi. Kami dibawa masuk ke dunia Mufi yang penuh keajaiban. Terima kasih ya Mufi sudah jadi anak yang ceria dan mengagumkan.
0 Response to "Cerita Mufi : Miracle of Toddler"
Post a Comment