Masjid Istiqlal: Megahnya Arsitektur dan Simbolisme Toleransi di Jakarta
![]() |
| Photo by Mosquegrapher on Unsplash |
Indonesia memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang memukau, termasuk dalam bidang arsitektur dan simbolisme agama. Salah satu landmark paling ikonik adalah Masjid Istiqlal, yang tampil megah di tengah kota Jakarta.
Sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara, pesona Masjid Istiqlal menarik para wisatawan yang ingin mengeksplorasi warisan budaya sekaligus menikmati ketenangan spiritual. Masjid ini merupakan lambang kebhinekaan dan toleransi di Indonesia. Setiap sudut Masjid Istiqlal mengisahkan sejarah panjang dan nilai keberagaman yang dijunjung tinggi oleh bangsa ini. Dengan keindahan arsitekturnya yang modern namun sarat makna, masjid ini menghadirkan pengalaman wisata religi dan budaya yang tak terlupakan.
Sejarah Pembangunan Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal dibangun sebagai bentuk syukur atas kemerdekaan Indonesia, sehingga dipilih nama “Istiqlal” yang berarti “kemerdekaan”. Gagasan pembangunannya muncul pada tahun 1950-an, dan peletakan batu pertama dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1961. Arsitek yang merancang bangunan ini adalah Friedrich Silaban, bukan banyak arsitek seperti yang sering salah disebutkan. Silaban dipilih karena karyanya dianggap mampu mewakili prinsip kemerdekaan dan persatuan.
Proses pembangunan berlangsung cukup panjang dan baru selesai pada 22 Februari 1978 pada masa Presiden Soeharto. Lokasinya di pusat Jakarta dipilih agar mudah dijangkau dan menegaskan perannya sebagai masjid negara. Hingga kini, Masjid Istiqlal menjadi salah satu ikon penting perjalanan sejarah Indonesia serta destinasi utama wisata religi di ibu kota.
Keunikan Arsitektur Modern Islami
Masjid Istiqlal mengusung arsitektur modern bergaya minimalis dengan dominasi garis tegas dan bentuk geometris. Unsur dekorasinya dibuat sederhana untuk menonjolkan kesan bersih dan kokoh. Ruang utamanya sangat luas dan dapat menampung puluhan ribu jamaah, menjadikannya masjid terbesar di Asia Tenggara.
Penggunaan material seperti baja, beton, dan marmer menunjukkan pendekatan modern dalam pembangunan masjid pada masanya. Desain ini juga mencerminkan gagasan tentang kebebasan dan keterbukaan sebagai interpretasi dari semangat kemerdekaan.
Kubah Raksasa dan Menara Setinggi 90 Meter
Kubah utama Masjid Istiqlal berdiameter sekitar 45 meter, melambangkan tahun 1945 sebagai tahun kemerdekaan Indonesia. Kubah ini menjadi pusat perhatian karena bentuknya yang sederhana namun monumental. Selain itu, menara setinggi 96,66 meter (bukan 90 meter) dibangun sebagai simbol tanggal proklamasi—17/8/1945—melalui beberapa elemen angka dalam perancangannya.
Menara berfungsi sebagai tempat azan sekaligus penanda visual yang mudah dikenali dari berbagai titik di Jakarta. Kehadirannya memperkuat karakter masjid sebagai bangunan nasional.
Simbolisme Toleransi: Bersebelahan dengan Katedral
Salah satu ciri paling dikenal dari Masjid Istiqlal adalah letaknya yang berseberangan dengan Gereja Katedral Jakarta. Penempatan ini merupakan keputusan sadar dari Presiden Soekarno untuk menegaskan nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Dua rumah ibadah besar dalam satu kawasan menunjukkan bahwa keberagaman adalah bagian dari identitas Indonesia.
Hubungan baik antara pengelola masjid dan katedral juga tercermin dalam berbagai momen, termasuk penggunaan area parkir secara bergantian saat perayaan hari besar masing-masing agama.
Fasilitas di Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal menyediakan fasilitas seperti ruang salat luas, area wudu yang nyaman, taman terbuka, serta ruang edukasi dan pusat informasi. Renovasi besar tahun 2019–2020 juga meningkatkan banyak fasilitas, termasuk pencahayaan, tata suara, dan jalur akses bagi penyandang disabilitas.
Area taman yang teduh di sekeliling masjid memberi ruang bagi pengunjung untuk beristirahat setelah beribadah atau berkeliling bangunan. Fasilitas ini mendukung suasana masjid sebagai ruang publik yang inklusif.
Tips Berkunjung ke Masjid Istiqlal
Untuk kunjungan yang nyaman, datanglah di luar jam sibuk, terutama setelah salat Jumat atau menjelang hari besar keagamaan. Kenakan pakaian sopan dan ikuti aturan yang berlaku di area masjid. Wisatawan diperbolehkan mengambil foto di area tertentu, terutama bagian luar yang memiliki struktur arsitektur menarik.
Kunjungan ke Istiqlal juga dapat dipadukan dengan mampir ke Gereja Katedral atau menjelajahi kawasan Kota Tua dan Monas yang berada tidak jauh dari masjid.
Akses informasi yang lengkap dan terpercaya tentang destinasi ini dan banyak lagi dapat diperoleh melalui portal Travel Indonesia dari Kemeparekraf. Situs ini hadir sebagai panduan utama bagi wisatawan, menyediakan informasi mendalam tentang berbagai destinasi, kebudayaan, dan kuliner Nusantara.
Wonderful Indonesia, exciting journey ahead.

0 Response to "Masjid Istiqlal: Megahnya Arsitektur dan Simbolisme Toleransi di Jakarta"
Post a Comment