10 Nilai Hidup Drama Twenty Five Twenty One

Drama Twenty Five Twenty One

Drama Twenty Five Twenty One berhasil merebut perhatian netizen Indonesia. Alur dan tema yang diangkat drama ini memang relate sekali dengan permasalahan manusia di usia 20-an. Drama dengan tema ini memang selalu menarik.

Keseruan dan kesedihan yang ada dalam drama twenty five twenty one dapat menjadi sarana rilis emosi. Karena setiap menonton, kita akan dibuat menangis sekaligus tertawa.

Berikut 10 Nilai Kehidupan dari Drama Twenty Five Twenty One yang patut kita jadikan semangat. Terutama bagi orang-orang yang sedang melewati masa-masa quarter life crisis.

1. Ketidakmungkinan Akan Menjadi Kenyataan Jika Kita Benar-benar Gigih Meraihnya

Awalnya keinginan Na Hee Do untuk menjadi pemain anggar nasional adalah sebuah ketidakmungkingan. Apalagi krisis IMF yang menimpa korea pada tahun itu menyebabkan sekolah Na Hee Do harus menutup beberapa ekstrakurikuler sekolah yang dianggap tidak pernah menyumbangkan prestasi.

Dari situ, Na Hee Do mulai berjuang dan menentukan keputusan penting dalam hidupnya di usia yang sangat belia. berusaha mendapat restu ibunya untuk pindah sekolah agar tetap bisa berlatih anggar. Semuanya tidak selalu mulus, tapi setelah berjuang tanpa henti akhirnya na hee do berhasil meraih cita-citanya.

2. Seberapa Buruk Kondisi Keluarga, Kita Tetap dapat Meraih Cita-cita Jika Kita Menjalani Semua Prosesnya dengan Baik

Na Hee Do dan Baek Yi Jin merupakan dua tokoh utama drama ini dengan latar keluarga bermasalah. Na Hee Do tumbuh besar tanpa kasih sayang seorang ayah, sementara ibunya sangat sibuk karena pekerjaannya sebagai news anchor. karena itu pula Na hee do selalu merasa ibunya tak pernah memberi dukungan yang cukup.

Keluarga Baek Yi Jin berantakan karena krisis IMF di korea yang menyebabkan bisnis ayahnya yang bangkrut. Baek Yi Jin harus tinggal terpisah dengan keluarga mereka karena ayahnya dililit hutang. Bahkan di usia yang belia, ia sering menghadapi penagih utang ayahnya.

3. Usia 20-an Memang Usia Kegagalan

Rasanya wajar bagi manusia seperti kita mengalami kegagalan. Maka drama Twenty Five Twenty One benar-benar menghadirkan realitas kehidupan. Kegagalan dalam karir maupun dalam proses mendapatkan prestasi.

“Katanya semua tragedi adalah komedi jika dilihat dari jauh, karena itu lebih baik kita hidup dengan melihat dari jauh,”

"Hidup yang tidak sesuai impian hidup yang gagal, dan hidup yang sesuai impian belum tentu hidup yang berhasil."

4. Menulis Catatan Harian Memiliki Banyak Manfaat

Na Hee Do selalu menulis catatan hariannya saat berusia 20-an tahun. sehingga catatan itu kelak ditemukan oleh anaknya dan menjadi motivasi ketika anaknya merasa demotivasi dengan rutinitas dan hobi yang telah dipilih.

Ada satu momen penting dalam drama ini yang menggambarkan manfaat menulis catatan harian, yakni ketika salah satu buku catatan harian Na Hee Do hilang, Baek Yi Jin dapat membaca semua keresahan Na Hee Do selama mereka berpacaran. Sehingga Baek Yi Jin pun belajar memahami perasaan pasangannya.

5. Kamu Benar-benar Akan Menjadi agent of change Jika Punya Banyak Keberanian

Seung Wan merupakan sahabat Na Hee Do, dia merupakan anak paling pintar di sekolahnya. Tapi, dia memutuskan untuk keluar dari sekolah itu karena tindakannya yang berani melapor kekerasan fisik yang dilakukan seorang guru oleh temannya.

Seung Wan memiliki keresahan soal ketidakadilan ini. Namun, ia tak pernah menyadari bahwa saat itu, skandal seperti ini seperti rahasia umum, pihak kepolisian juga tidak bersedia membawa masalah ini ke hukum. Hampir saja Seung Wan menjadi korban playing victim oleh wartawan bodrek.

6. Insecure Terus-terusan Tidak Akan Membawamu Pada Kebahagiaan

Ko Yu Rim merupakan pemain anggar yang diidolakan oleh Na Hee Do. Ko Yu Rim sudah berkali-kali meraih kejuaraan nasional maupun internasional. Tapi ternyata dia menyimpan inner child terhadap Na Hee Do, yakni ketika masih kanak-anak Na Hee Do pernah mengalahkannya.

Ko Yu Rim masih membawa luka itu sampai remaja, rasa insecure-nya tidak pernah hilang padahal dia telah meraih lebih banyak hal daripada Na Hee Do. Pada saat itu, Ko Yu Rim seperti tidak merasakan kebahagiaan karena terus dihantui rasa takut dikalahkan.

"Dahulu, kupikir kebahagiaan hanya terbatas mendapatkan medali dan menghasilkan uang.
Namun, tampaknya medali dan uang tidak bisa memberi kebahagiaan seperti ini." -Ko Yu Rim.

7. Tidak Seharusnya Kita Selalu Melekatkan Label Pada Orang-orang

Drama korea Twenty Five, Twenty One mengajarkan kepada kita betapa menyakitkannya label negatif yang dilekatkan orang-orang. Seperti yang terjadi pada Na Hee Do yang berhasil memenangkan medali emas ketika bertanding dengan Ko Yu Rim.

Netizen merasa tidak terima jika atlet yang mereka dukung kalah. Media juga mem-framing beritanya menjadi "Medali Ko Yu Rim dicuri oleh Na Hee Do." Kata-kata yang sangat menyakitkan karena diterima Na Hee Do ketika dia berhasil menjadi pemenang.

"Kau pasti sangat lelah untuk sampai di titik itu. Kau pasti sering menangis dan menderita tanpa orang lain tahu. Kau sudah berusaha keras dan kedepannya terus berjuang." -orang asing kepada Na Hee Do.

8. Cinta Tak Harus Memiliki itu Beneran Ada

"Kau harus merasakan cinta yang sesungguhnya, baru perpisahan akan merasa sedih." -Baek Yi Jin

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari dua orang yang saling mencintai tapi akhirnya tidak dapat saling memiliki. Bukan karena terhalang restu orang tua atau orang ketiga, tapi karena semesta belum mengizinkan mereka bersama.

Saya jadi ingat quotes dari bukunya Putut Ea, bahwa menikah dan cinta adalah dua hal yang berbeda. Ada banyak orang yang menikah bukan karena cinta, melainkan karena dia harus menikah. Jadi beruntunglah orang-orang yang menikah karena saling mencintai.

9. Terkadang Bahasa Cinta Satu Keluarga Berbeda dengan Keluarga yang Lain

Percaya tidak? bahwa setiap keluarga ada air matanya. Meskipun sebabnya bisa jadi berbeda-beda. Seperti konflik Na Hee Do dan Ibunya yang terjebak dalam silent treatment dalam waktu yang cukup lama. Padahal keduanya saling menyayangi, tapi karena gagal memahami bahasa cinta jadi sama-sama terluka.

10. Jika Ingin Terus Bersama dengan Orang yang Kita Sayangi, Kita Harus Saling Mencintai di Saat Susah dan Senang

Bagaimana dua orang bisa terus bersama jika mereka tidak saling menyayangi dalam dua keadaan yang susah dan senang. Kalau hanya saling mencintai di kala senang, lalu siapa yang akan membuat semangat di kala sedih.

Makanya di dalam cinta, kebahagiaan dan kesedihan merupakan satu paket. Tidak bisa jika bahagia terus, karena cinta bukan sebuah transaksi untung rugi. Juga tidak mungkin akan selalu sedih, karena cinta bukan penjajahan yang di dalamnya selalu ada dominasi.

11 Responses to "10 Nilai Hidup Drama Twenty Five Twenty One"

  1. Aaaaah setuju banget banyak pelajaran yang didapat dari drama ini! aku baru kemaren nyelesein nonton. Tulisan ini bikin berefleksi ulang sama nilai yang didapat saat nonton. Makasih kak^^

    -Nazla

    ReplyDelete
  2. suka banget sih sama drakor ini. sangat-sangat-sangat realistis. mau secinta apapun sama first love, tapi kalau gak jodoh yaa gak jadi. haha.

    ReplyDelete
  3. Review drakor ini muncul di timeline ig aku. Tapi belum nonton2 akunya. Haha baca ulasan ini jd pengen nonton deh. Makasih mbak

    ReplyDelete
  4. Hwah banyak banget nilai hidup dan insight dari drakor twenty five dan twenty one ini.
    Drama-drama Korea memang tak abal-abal tentang masalah hikmah yang bisa kita ambil di dalamnya

    ReplyDelete
  5. Baca review drakor ini, jadi ingin nonton juga. Perlu masukin list daftar nonton twenty five twenty one nih

    ReplyDelete
  6. Betul banget, ini dramanya emang relate banget kehidupan nyata apalagi pas zaman krisis moneter kala itu. Walaupun endingnya gak seindah ekspektasi. Dan menyisakan tanda tanya besar siapa bapaknya Minchae sebenarnya. Wkwk.

    Tapi emang banyak pelajaran yang bisa diambil. Thanks kak sudah sharing. Jadi makin gak bisa move on deh.. Hihi

    ReplyDelete
  7. Penting banget ini di tonton filmnya, memang sekarang lagi banyak yang mengalami quarter life crisis. Lagi hits apa istilah ini aja yang baru ada ya...menurutku quarter life crisis memnag sudah ada sedari dulu,cuma sekarang makin marak dengan semakin berkembangnya internet dalam genggaman.

    nah kudu banget nih nonton film ini buat yang sedang mengalami masa-masa krisis 25 tahun kehidupan ini

    ReplyDelete
  8. Keren banget ulasannya, ga hanya review dan ulasan drakor saja tapi nilai-nilai dari drakornya

    ReplyDelete
  9. Ini drama yang paling ngaduk-ngaduk perasaan banget. Nangis ketawa nangis ketawa udah gitu aja terus. BAGUS BANGETTTTTTT! Sampai sekarang masih kebawa dan mimpi kalau Yijin akan sama Heedo huhuhuuuuuu.

    ReplyDelete
  10. Suka dengan cara pandangnya yang luar biasa, Kak. mengambil sisi lain dari film yang bisa menjadi pemantik untuk bersemangat, tidak sekedar senang dengan film ataupun bintangnya

    ReplyDelete
  11. hwkakaka jadi inget mas akuliah sampai punya du abuku diary tebal sebagai catatan harianku hahahah ya itu usia 20an , duh drakor ini bikin kau makinpensaran denganulasan-ulasannya

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel