Fakta Kebakaran Hutan dan Lahan

 

Saya masih ingat sekali, kasus kebakaran hutan dan lahan (KARHUTLA) di Sumatera waktu itu, mungkin tahun 2016 atau 2017. Asapnya sampai dirasakan oleh sebagian besar provinsi di Sumatera. Sebagai masyarakat awam, mungkin hanya berpikir hal itu merupakan bencana alam akibat musim kemarau yang panjang.

Namun, jika kita cermati, sebagian besar kasus kebakaran hutan dan lahan di Indonesia disebabkan oleh kesengajaan. Artinya ada alasan besar dibalik adanya kebakaran hutan dan lahan yang luas. Beberapa di antaranya adalah kegiatan deforestasi hutan dengan tanaman kelapa sawit.

Saya tidak yakin, masyarakat di sekitar hutan kebakaran, baik itu di Riau, Kalimantan dan provinsi lainnya paham bahwa kebakaran hutan yang menyusahkan mereka merupakan akibat ulah korporasi.

Kebakaran Hutan dan Lahan juga telah merenggut sebagian hak masyarakat sekitar. Karena bencana ini berdampak signifikan terhdapat kesehatan dan pendidikan. Misalnya, pada kasus kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 telah menyebabkan 24 orang meninggal dunia dan 600ribu jiwa terjangkit ISPA. Selain itu, sejumlah bayi menderita batuk, flu, sesak napas dan muntah.

Dunia pendidikan juga ikut terdampak, seperti satu setengah juta peserta didik mengalami ketertinggalan pelajaran, masih dari kasus kebakaran hutan dan lahan di tahun yang sama. Lebih parahnya, menurut UNICEF, kasus kebakaran hutan pada tahun 2019 telah menyebabkan lebih dari 46.000 sekolah memiliki kualitas udara yang buruk.

Pemerintah sebagai pihak yang menentukan kebijakan harus membuka mata terhadap fakta ini. Penggantian tanaman endemik menjadi tanaman komersial nyatanya menempuh jalan yang sangat terjal dan menelan banyak korban.

Belum lagi dampak kebakaran hutan dan lahan terhadap musnahnya hewan serta tumbuhan endemik. Entah sudah ratusan atau bahkan ribuan pohon yang dapat menyerap karbon dengan baik harus musnah. Entah berapa orang utan, gajah, harimau dan satwa lain yang harusnya hidup nyaman di dalam hutan harus mati satu persatu karena kehilangan habitatnya.

Membayangkan saja rasanya membuat saya bergidik ngeri, bagaimana bisa deforestasi hutan terus dilakukan padahal dampaknya telah nyata terjadi.

Rusaknya Lahan Gambut yang Menyebabkan Kebakaran Hutan

Bencana kebakaran hutan disebabkan oleh rusaknya lahan gambut yang sehat. Lahan gambut yang sehat terdiri dari pepohonan, ranting, daun dan berbagai material organik. Yang jatuh ke tanah selama ribuan tahun, membentuk sebuah kubah gambut.

Saat terjadi hujan di hutan rawa gambut, daratan yang datar, lebatnya hutan dan sifatnya yang mengikat air seperti spons membuat gambut tetap terjaga basah sepanjang tahun. Sehingga karbon akan tetap tersimpan di dalam tanah.

Ketika seseorang datang menebang beberapa pohon, dan menggali parit untuk mengalirkan potongan kayu dari hutan. Air yang sebelumnya tersimpan di dalam gambut, mengalir keluar melalui parit.

Saat itulah, pertama kalinya cahaya memasuki hutan dan menyebabkan kenaikan suhu. Material karbon di sekitar parit menjadi kering, oksigen mulai bersirkulasi, benda-benda organik mulai terurai dalam waktu yang lebih cepat.

Karbon yang padat bertransformasi menjadi karbondioksida dan lepas ke udara bebas. Dalam skala kecil, aktivitas ini mungkin hanya berdampak kecil, karena hutan gambut akan tumbuh kembali, dan tetap mempunyai cadangan karbon yang besar serta berbagai materi berharga bagi masyarakat lokal.

Namun, berbeda halnya ketika aktivitas penebangan hutan dilakukan dalam skala besar. Buldoser dan Eskavator mulai memasuki dan menebang hutan. Kanal-kanal besar dibuat dan akan menjadi jalur transportasi masyarakat dan potongan kayu.

Jika hal ini dilakukan secara terus menerus, maka stok air di dalam tanah akan terus berkurang. Jika kubah gambut menjadi kering, maka ketinggian tanah juga akan berkurang. Selanjutnya, paparan sinar matahari dan oksigen memicu adanya pelepasan karbon.

Dalam kondisi seperti itu, ketika gambut terkena api, pelepasan karbon akan semakin cepat.  Yang menyebabkan sejumlah karbondioksida atau gas beracun akan terlepas ke atmosfir. Hal itulah, yang menyebabkan kebakaran hutan, sekilas terlihat seperti tidak disengaja. Padahal, sebenarnya sangat disengaja dari awal mula penebangan pohon dalam skala besar sampai pembuatan parit.

Pada tahun 2019, hutan seluas 1,65 juta terbakar. Luas kebakaran hutan dan lahan terus meningkat tiga tahun terakhir sejak kebakaran hebat tahun 2015 seluas 2,6 juta hektare. Dari total luas kebakaran 2015-2019, sekitar 2 juta hektare berada dalam Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) dengan 1,2 juta hektare atau 60 % di antaranya berada di fungsi lindung gambut.

Pentingnya Menjaga Lahan Gambut

Sebenarnya, Indonesia termasuk negara yang memiliki lahan gambut cukup luas. Maka dengan melihat Fakta Kebakaran Hutan dan Lahan seharusnya kita semakin sadar akan keberadaan lahan gambut di negara kita. Kesadaran itu juga harus diikuti dengan upaya menjaganya agar hutan Indonesia benar-benar menjadi paru-paru dunia.

Selain itu, proses pembentukan gambut membutuhkan waktu yang cukup lama. Ketika lahan gambut yang sehat telah rusak, kita akan menyesal karena karbondioksida dan gas beracun akan menyerang kita secara membabi buta. Butuh waktu lama untuk memperbaiki situasi tersebut.

Indonesia merupakan negara yang diharapkan mampu mempercepat mitigasi perubahan iklim. Maka pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia juga seharusnya tidak hanya sebatas memadamkan apinya. Namun juga kepedulian lebih terutama pemeliharaan lahan gambut serta regulasi yang kuat untuk menjaga hutan.


16 Responses to "Fakta Kebakaran Hutan dan Lahan"

  1. Mbaaa sekarang aku ngerti kenapa lahan gambut sering disangkutpautkan dengan kebakaran hutan, dan kenapa gambut selalu terjaga basah seperti spon.

    Dulu pas masih kerja di bank asing, yg sangat peduli terhadap lingkungan, salah satu kriteria yg diterapkan bank tempat aku kerja, , pemilik lahan sawit harus dianggab sebagai nasabah dengan pengawasan khusus, yg artinya tiap tahun wajib dilakukan KYC terus menerus dan diawasi . Krn bank ku dulu sama sekali ga mau memfasilitasi pemilik perusahaan atau rekening perusahaan yg tidak taat terhadap pelestarian lingkungan. Tipe corporate atau pemilik lahan / perusahaan yg merusak, tidak akan dibukakan rekening kalo hanya utk menampung sumber dana mereka yg tidak jelas dan merusak. Mungkin ga terlalu significant, tapi setidaknya aku salut bank asing yg membuka cabangnya di indonesia, masih sangat peduli terhadap pelestarian lingkungan negara kita. Krn mereka tahu, Indonesia dengan luas hutannya yg besar mempengaruhi perubahan iklim di dunia.

    ReplyDelete
  2. Kebakaran hutan karena hutan gambut sudah jadi habit. Gambut dibakar untuk membuat lahan sawit, jauh lebih efisien dan murah. Sulitnya untuk menangkan pembakar dan mengenakan hukum pidana kepada pihak pembakar.

    ReplyDelete
  3. Semoga negara Kita cepat mampu mitigasi perubahan iklim ya mbak. Agar pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia bisa segera teratasi

    ReplyDelete
  4. Kalo berbicara soal kepentingan korporasi kayaknya dilema juga ya. Seharusnya pemerintah bisa menindak lanjuti masalah karhutla ini. Soalnya dampaknya melibatkan nyawa manusia

    ReplyDelete
  5. Waktu jadi wartawan, aku beberapa kali meliput kebakaran hutan. Masalah ini masih kerap terjadi sampai sekarang ternyata yaa..

    ReplyDelete
  6. sedih banget ya
    oknum yang membakar hutan gak menyadari bahwa mereka gak hanya merampas jatah oksigen umat manusia
    juga kekayaan hayati yang sulit kembali

    ReplyDelete
  7. Dari dulu penyebab kebakaran hutan utama dikarenakan gambut ya. Entah itu sengaja atau tidak disengaja. Banyak yang dirugikan, karena ini. Pemulihannya butuh waktu

    ReplyDelete
  8. KarHutLa ini memang meresahkan. Aku pernah nonton beberapa film dokumenter tentang ini. Rasanya GEMASH melihat para pelaku yang tega membakar semua itu :(

    ReplyDelete
  9. Selama ini cuma pernah dengar kebakaran lahan gambut tapi ga paham teknisnya gimana gimana. Baca postingan ini jadi paham teknisnya dan turut sedih dengan karhutla yang terjadi alami udah beberapa tahun silam :(

    ReplyDelete
  10. Harus dihentikan dan dicegah yuk kebakaran hutan ini. Karena bila terjadi pembiaran dampaknya ke kita juga kan ya

    ReplyDelete
  11. Semoga masyarakat Indonesia makin diberikan kesadaran untuk menjaga lahan gambut yang nyatanya memang Luas di negara kita yaa dan bisa meredam kebakaran hutan yang selama ini sering terjadi.

    ReplyDelete
  12. Pas ke Kalimantan aku lewatin banyak lahan gambut yang hitam-hitam. Kupikir kenapa, tyt itu bekas terbakar. Dan katanya susah dihentikan sebaran apinya.

    Beberapa kali ke Riau juga pas kebakarab hutan, duh itu aku sesek napas. Padahal cuma sehari, gimana ya yg tiap hari di sana. Sedih...

    ReplyDelete
  13. Sedih bgt klo ada kebakaran hutan yg disengaja, apalagi kmren sempet viral jga bakar hutan demi konten. Duuh miris. Smoga kelestarian hutan kita semakin terjaga ya

    ReplyDelete
  14. Aku selalu sedih tiap liat berita kebakaran hutan, tapi gak bisa apa-apa. Sayang banget gitu karena untuk bisa tumbuh lagi kan butuh waktu yang lamaa banget. Huhu imbasnya jadi ke iklim jg deh.

    ReplyDelete
  15. Sedih memang jika mendengar hutan sengaja dibakar untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Hanya demi tujuan satu golongan, banyak orang yang kena dampaknya. Salah satunya musim yang jadi tak menentu.

    ReplyDelete
  16. Kalau dengar kebakaran hutan itu memang sedih banget ya mba. Semoga kita semua bisa selalu menjaga hutan ya

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel