Review Novel The Puppeteer Karya Jostein Gaarder


Menurutmu bagaimana orang-orang mengatasi kesendirian dalam hidupnya?

Apakah semua orang pernah merasakan kesendirian yang begitu mendalam? Atau hanya segelintir orang saja yang merasakannya?

Novel The Puppeteer Karya Jostein Gaarder mengisahkan laki-laki bernama Jakop Jacobsen yang hidup sebatang kara. Ia menikmati kesendirian dan menemukan makna keluarga dengan cara yang sangat unik. Jakop punya kebiasaan mendatangi acara seremonial kematian seseorang.

Jakop punya kemampuan bercerita yang sangat baik selayaknya seorang dalang. Ketika mendatangi upacara kematian seseorang dia akan menyiapkan cerita tentang bagaimana dia mengenal orang yang mati itu. Tidak jarang Jakop mengarang cerita itu agar menjadi lebih menarik dan menyentuh para pendengarnya. Ketika itulah Jakop merasa puas dan merasakan hangatnya keluarga. Ketika orang-orang mendengarkan ceritanya.

Jakop pernah menikah dengan perempuan bernama Reidun. Tapi itu tidak berlangsung lama. Karena Reidun merasa Jakop adalah orang yang aneh. Di tambah Reidun tidak bisa menerima keberadaan sahabat Jakop yang bernama Pelle.

Saya juga cukup penasaran dengan sosok Pelle ini. Karena Jostein menceritakan sosok Pelle dengan begitu berarti sampai-sampai waktu membaca saya merasa harus kenal lebih jauh dengan Pelle ini. Dan ternyata kita akan dibuat tercengang.

Jakop juga punya sahabat pena yang bernama Agnes. Novel ini juga menjadi bagian tulisan yang dikisahkan Jakop untuk Agnes. Kepada Agnes Jakop merasa tidak perlu berbohong seperti yang selama ini ia lakukan saat berkunjung ke pemakaman seseorang. Agnes menjadi titik sentral dalam novel ini karena sebagian besar cerita ini ditujukan kepadanya.

Sebagai seorang yang terbiasa menikmati kesendirian. Cara Jakop untuk mempertahankan eksistensi dirinya memang sangat unik. Bagaimana bisa seseorang punya hobi mendatangi upacara kematian seseorang. Bahkan orang yang sama sekali tidak dikenalnya. Demi bisa merasakan suasana hangat berkumpul dengan keluarga.

Jostein Gaarder yang terkenal dengan novel filsafatnya selalu mengajak kita untuk menantang pikiran tiap kali membaca karyanya. Membaca novel ini saya dibuat penasaran tentang banyak hal. Ditambah background tokoh Jakop yang berprofesi sebagai guru dengan ilmu etimologinya. Membuat novel ini bertambah kaya akan ilmu kebahasaan.

Walaupun jujur agak sulit memahami keterkaitan suatu kata dalam berbagai bahasa. Adapula pembahasan teologi yang cukup menarik menurut saya. Membuat novel ini seperti kisah detektif yang membuat pembaca terus penasaran apa yang akan terjadi di ujung cerita.

Kesendirian yang menemani hidup Jakop juga dapat mengajarkan kita tentang makna empati. Bagaimana pribadi seseorang di masa tua sejatinya adalah manifestasi dari apa yang terjadi di masa kecilnya. Tapi empati yang hadir di sini bukan yang cengeng dan membuat kita menangis tersedu-sedu. Mungkin itulah hebatnya Jostein Gaarder yang menyusun cerita seunik ini.

"Setiap kematian mengecilkan aku, karena aku adalah bagian dari kemanusiaan. Karena itu, janganlah pergi dan bertanya, "Giliran siapa sekarang?"

Membaca novel ini membuat saya sadar akan satu hal. Bahwa kematian seseorang bisa menjadi sarana kita berefleksi diri betapa hebatnya orang tersebut. Betapa berartinya orang tersebut semasa hidup. Dan betapa hidup manusia punya banyak sekali keunikan. Itulah mengapa tokoh Jakop merasakan kehangatan keluarga saat dia bisa berkumpul dengan kerabat orang-orang yang baru saja meninggal. Dia jadi tidak merasa sendiri dan dengan begitu dia merasa keberadaannya sangat dihargai.

"Lawan dari segalanya adalah ketiadaan dan lawan dari ketiadaan adalah segalanya." hlm 126

"Semua mahkuk selain kita pasti kalah karena kita adalah makhluk penuh misteri. Tapi kita tidak melihat itu pada diri kita sendiri. Mungkin kita adalah keajaiban terbesar alam semesta,yang dalam kesehariannya sama sekali tida menyadari hal itu." hlm 135

Novel ini sangat saya rekomendasikan untuk teman-teman yang merasa sepi di tengah hiruk pikuk kehidupan ini. Novel yang sangat cocok untuk menepikan diri dan sarana mengenal diri sendiri lebih dalam lagi. Walaupun ada beberapa bagian yang menurut saya terkesan ganjil. Seperti akhir novel ini yang tidak begitu klimaks.

Penulis tidak membuat ending yang jelas tentang kedua tokoh utamanya. Adapula anggapan tentang keterkaitan kata dalam bahasa satu dan bahasa lainnya dalam novel ini seperti memaksakan kehendak untuk membentuk karakter Jakop sendiri. Karena memang saya cukup sulit memahami ketika membacanya.

Judul : The Puppeteer

Penulis : Jostein Gaarder

Penerbit : Mizan

Tebal Halaman : 349

Tahun Terbit : 2017

13 Responses to "Review Novel The Puppeteer Karya Jostein Gaarder"

  1. Sangat menarik sekali novel The Puppeteer, apalagi tokoh utama nya yang memiliki kebiasaan uniq. Jujurly memang sangat tidak mudah berjalan di dunia ini sendirian, rasa sepi dan hampa pasti sering bertandang. Namun jadi salah satu kesempatan buat terus mengisi hari-hari dengan hal-hal bermanfaat, termasuk berkunjung ke kerabat yang meninggal. Beneran bisa merefleksi diri 😇. Jadi penasaran pengen baca novelnya.

    ReplyDelete
  2. Unik juga ya, seseorang menemukan kehangatan di tengah acara berkabung. Memang, menemukan arti keluarga dan kebersamaan caranya bermacam-macam ya, bikin penasaran sama novelnya

    ReplyDelete
  3. Jadi penasaran sama novelnya karena menceritakan tentang seseorang yang merasa sepi bahkan ketika berada di tengah hiruk pikuk keramaian. Mungkin cocok dibaca oleh orang introvert seperti saya ya

    ReplyDelete
  4. Sosok Jakop yang hidup lama sebatang kara walau pernah menikah tapi kemudian berujung sendiri lagi, kemudian punya kebiasaan unik menghadiri berbagai upacara kematian seseorang bahkan turut bercerita tentang sosok si yang berpulang. Dari sini, sebagai orang yang belum pernah membaca buku The Puppeteer ini, aku sedikit banyak bisa menemukan betapa manusia benarlah makhluk sosial yang bagaimana pun juga, selalu butuh bicara dengan orang lain. Jadi penasaran sama kisahnya.

    ReplyDelete
  5. saya selalu jatuh cinta dengan karya jostein gaarder sejak dunia sophie, lalu beralih ke gadis jeruk dan misteri soliter. tapi karya nya yang ini nih, The Puppeteer saya belum baca. nampaknya seperti biasa ya, membaca novel Jostein Gaarder emang perlu fokus tanpa distraksi dan kadang di baca ulang biar paham maksudnya. terlalu penuh teka teki dan penggunaan bahasa filsafat serta teologi. tapi justru disana sisi menariknya. saya sih salut dengan penerjemah nya ya, hehe

    ReplyDelete
  6. saya selalu jatuh cinta dengan karya jostein gaarder sejak dunia sophie, lalu beralih ke gadis jeruk dan misteri soliter. tapi karya nya yang ini nih, The Puppeteer saya belum baca. nampaknya seperti biasa ya, membaca novel Jostein Gaarder emang perlu fokus tanpa distraksi dan kadang di baca ulang biar paham maksudnya. terlalu penuh teka teki dan penggunaan bahasa filsafat serta teologi. tapi justru disana sisi menariknya. saya sih salut dengan penerjemah nya ya, hehe

    ReplyDelete
  7. Wahh aku belum menamatkan Donie Sophie, jd belum bisa membaca karta Jostein lainnya. Mudah2an bisa secepatnya menyelesaikan ya soalnya The Puppeteer ini memang sudah masuk radar buku yang akan kubaca selanjutnya

    ReplyDelete
  8. Suka banget sama kalimat ini, " Bagaimana pribadi seseorang di masa tua sejatinya adalah manifestasi dari apa yang terjadi di masa kecilnya". Jadi pengen baca novelnya deh..

    ReplyDelete
  9. Novel yang menarik, memang setiap orang mempunyai cara masing-masing untuk menghilangkan rasa kesendirian dan kesepiannya. Saya sendiri selalu pergi ke suatu tempat yang bisa membuat hati lebih tenang ketika merasa kesepan

    ReplyDelete
  10. tokoh utama nya yang memiliki kebiasaan uniq ya di novel ini ..menarik untuk diikuti soalnya jadi bikin penasaran hehehe

    ReplyDelete
  11. Baca reviewnya jadi tertarik dengan karakter dan kebiasaan tokoh utamanya, tebal bukunya juga agak aman nih, ga tebal-tebal amat 🤣🤣

    ReplyDelete
  12. Wah novel-nya bikin penasaran dari Cover
    Apalagi bahas soal keluarga
    Aduh saya yang jauh dari keluarga jadi rindu
    Kapan bisa bertemu lagi dengan keluarga besar

    ReplyDelete
  13. Jujur penasaran loh dengan cerita Jakop. Apa novelnya ada beberapa seri?
    Karakter yang diangkat unik. Benar juga caranya datang ke pemakaman karena di sana kumpul keluarga besar, jadi malah merasa kebersamaan suatu keluarga.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel