Bahaya! Ini yang Harus Kamu Ketahui Tentang Degradasi Lahan Gambut

Banjir Akibat Penurunan Lahan Gambut

Akhir-akhir ini kita sering mendengar bencana banjir dimana-mana. Termasuk di Kota Kecil saya, Kota Metro. Hujan lebat berkali-kali mengguyur Kota Metro. Banyak tempat yang terdampak banjir. Saya memantau perkembangannya melalui grup facebook.

Mereka banyak membicarakan tentang perbedaan dulu dan sekarang. Dulu Kota Metro jarang terdampak banjir meskipun hujan lebat. Ada yang bilang karena banyak lahan sawah yang telah beralih fungsi jadi perumahan. Sebenarnya ini logika sederhana dari warga yang menurut saya cukup tepat.

Semakin kesini, kebutuhan akan rumah tinggal semakin meningkat seiring dengan bertumbuhnya populasi penduduk. Tapi yang sering terlupakan adalah pengalihfungsian sawah menjadi perumahan tidak diimbangi dengan pengadaan sumur resapan yang setara seperti sebelumnya. Daya resap lahan saat masih berbentuk sawah dan saat sudah menjadi komplek perumahan menjadi berbeda jauh. Tidak mengherankan jika hari ini Kota Metro ikut terdampak banjir.

Ini tentu berbahaya jika tidak segera diatasi. Kita harus belajar dari Kota Jakarta yang terlalu pelik mengatasi masalah banjir. Usul punya usul banjir juga disebabkan oleh degradasi lahan gambut yang ada di hutan. Akibat maraknya alih fungsi lahan gambut menjadi ladang industri, lahan gambut yang semula berfungsi menahan banyak air ketika hujan, kini sudah berkurang daya serapnya.

Mengenal Lahan Gambut

Lahan Gambut

Lahan gambut merupakan daratan di hutan yang terbentuk dari kumpulan material organik seperti ranting pohon, dedaunan, akar pohon, dan kayu-kayu yang tidak membusuk secara sempurna sehingga menumpuk, kemudian membentuk lapisan. Lapisan inilah yang disebut dengan lapisan gambut.

Proses pembentukan lahan gambut dapat berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun, dimulai dari adanya cekungan di tanah kemudian bahan-bahan organik memenuhinya. Kita dapat menemukan lahan gambut pada area genangan air seperti rawa dan cekungan antara sungai.

Ada beberapa jenis gambut berdasarkan perbedaan kedalaman lahan gambut dan berdasarkan lokasi gambut berada. Semakin dalam sebuah lahan gambut, akan semakin banyak menampung karbon dan air. Tingkat kedalaman lahan gambut ini menentukan daya serapnya terhadap karbon.

Jenis-jenis Lahan Gambut Berdasarkan Lokasinya

1. Gambut Pantai

Seperti namanya, gambut pantai merupakan lahan gambut yang terbentuk di dekat pantai. Pasang surut air laut sangat menentukan pembentukan lahan gambut pantai ini. Lahan gambut pantai mendapat saringan mineral dari laut. Hutan mangrove mendominasi vegetasi gambut pantai ini.

2. Gambut Transisi

Seperti namanya, gambut transisi merupakan gambut yang terbentuk di antara wilayah pantai dan pedalaman. Gambut transisi memiliki sifat yang mirip gambut pantai sekaligus gambut pedalaman. Biasanya vegetasi gambut transisi ini berbentuk hutan mangrove dan kayu-kayuan berdaun lebar.

3. Gambut Padalaman

Seperti namanya, gambut pedalaman merupakan lahan gambut yang terbentuk di wilayah pedalaman yang jauh dari laut. Biasanya hutan kayu berdaun lebar mendominasi vegetasi lahan gambut pedalaman ini.

Lahan gambut tersebar di berbagai negara termasuk Indonesia. Menurut data Balai Sumber Daya Lahan Pertanian dan Balai Penelitian Tanah pada tahun 2019, memperkirakan lahan gambut di Indonesia seluas 13,43 juta hektare.

Namun, data ini justru menunjukkan penurunan luas lahan gambut di Indonesia. Karena pada tahun 2011 tercatat lahan gambut di Indonesia seluas 14,93 juta hektar. Indonesia menduduki peringkat keempat untuk negara dengan lahan gambut terluas. Peringkat pertama negara dengan lahan gambut terluas adalah Kanada 170 hektare, disusul Rusia dengan lahan gambut 150 juta hektare, kemudian Amerika Serikat 40 juta hektare dan Indonesia dengan 14,43 juta hektare.

Banyak sekali keanekaragaman hayati yang mendiami lahan gambut Indonesia ini. Bahkan beberapa fauna merupakan spesies endemik dan dilindungi Union for Conservation of Nature (IUNC) yang masuk ke dalam Red List IUNC, seperti buaya senyulong, langur, orang utan, harimau Sumatera, beruang madu, dan macan dahan. Keberadaan lahan gambut menjadi bagian penting dalam keberlangsungan makhluk hidup. Mulai dari manusia sampai hewan-hewan langka ini.

Di mata dunia, lahan gambut Indonesia bernilai sangat penting. Luasnya yang mendapat peringkat keempat itu tentu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penyerapan karbon. Jika lahan gambut Indonesia terdegradasi, tentu dampaknya juga akan dirasakan secara global. 

Konon, daya serap karbon dari Lahan Gambut Indonesia hanya dapat ditandingi oleh hutan hujan di Amazon yang menyimpan 86 miliar ton karbon. Ini tentu sesuatu yang sangat penting untuk diketahui kita semua. Agar kesadaran untuk tetap menjaga dan mempertahankan lahan gambut di Indonesia semakin kuat lagi. 

Peran Penting Lahan Gambut

Peran Penting Lahan Gambut

 1. Habitat untuk Perlindungan Keanekaragaman Hayati

Flora dan fauna yang hidup dan tumbuh di lahan gambut memberikan banyak manfaat dan keseimbangan ekosistem. Jika habitat mereka terancam, maka besar kemungkinan akan berdampak pula pada kehidupan manusia. 

2. Menunjang Perekonomian Masyarakat Lokal

Masyarakat lokal seperti masyarakat adat yang tinggal di hutan tentu mendapatkan bahan pangan dan banyak manfaat dari Lahan gambut. Misalnya ikan-ikan atau sayuran yang tumbuh liar di sekitar lahan gambut. Lahan gambut turut menghidupi masyarakat sekitar hutan, begitu juga masyarakat yang terus menjaga kelestarian hutan serta lahan gambut.

3. Mengurangi Dampak Bencana Banjir dan Kemarau

Jika dianalogikan, barangkali lahan gambut itu seperti kulit yang memiliki pori-pori yang besar. Kalau kita memiliki pori-pori yang besar katanya kita bisa lebih mudah masuk angin. Sederhananya, kalau punya pori-pori yang besar, akan lebih mudah berbagai macam hal-hal dari luar untuk masuk.

Begitu juga dengan lahan gambut ini, pori-pori yang besar itu menyebabkan lahan gambut dapat menyerap karbon dan air lebih banyak daripada tanah mineral. Daya serap dan penyimpanan air yang tinggi ini membuat lahan gambut dapat menyimpan air hujan sehingga area sekitar tidak banjir. Sebaliknya, pada musim kemarau air yang tersimpan di gambut dapat dilepaskan ke sungai di area sekitarnya sehingga tidak mengalami kekeringan.

Namun, tahukah kalian bahwa saat ini, lahan Gambut di Indonesia terus terancam terdegradasi. Alihfungsi lahan gambut menjadi pertanian komersial makin marak terjadi di Hutan Kalimantan dan Sumatera. Degradasi lahan gambut di Indonesia akan langsung memberikan dampak pada lingkungan seperti, kebakaran hutan, bencana banjir dan pelepasan karbon ke atmosfer yang memicu efek gas rumah kaca.

Berikut inimerupakan beberapa bencana akibat menurunnya lahan gambut di Indonesia.

Akibat degradasi Lahan Gambut

1. Banjir

Bencana banjir akan terus terjadi seiring dengan degradasi lahan gambut. Karena fungsi hidrologis gambut telah hilang. Banjir akan mengancam keberlangsungan pertanian masyarakat sekitar. Ini menjadi awal krisis pangan.

2. Kebakaran Hutan dan Lahan

Alihfungsi lahan gambut diawali dengan pembuatan parit-parit untuk mencegah air kembali membanjiri lahan gambut. Sementara ketika lahan gambut mengering, api kecil seperti puntung rokok saja dapat memicu kebakaran.

Pada situasi tersebut, api dapat terus menyebar ke lapisan gambut yang lebih dalam. Terkadang api  yang ada di permukaan terlihat telah padam, tapi api di dalam lapisan lahan gambut masih membara, mengingat lahan gambut telah dikeringkan. Api bisa bertahan sampai berbulan-bulan dan menjalar ke tempat lain. Inilah kemudian yang memicu Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

3. Kabut Asap

Kabut asap masih berhubungan dengan kebakaran lahan gambut. Ketika api menjalar ke bawah permukaan tanah, kebakaran tidak menyala berbentuk api melainkan hanya asap putih yang mencuat ke permukaan. Namun, ini justru menyebabkan sulitnya pemadaman. Kabut asap sendiri juga menimbulkan masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan bagi masyarakat sekitarnya.

4. Terganggunya Aktivitas

Sudah tidak dapat dipungkiri lagi, kerusakan lahan gambut membawa banyak konsekuensi. Seperti kebakaran hutan dan lahan, banjir, dan kekeringan. Tentu hal itu akan menganggu aktivitas masyarakat dan berpengaruh pada kehidupan mereka.

5. Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Ciconia Stormi merupakan burung bangau penghuni rawa gambut di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Burung ini sangat cantik karena memiliki cincin kuning di seputar matanya. Konon, saat musim kawin, paruh dan bagian tubuh lunak lainnya bisa berubah warna menjadi gelap.

Sayangnya, akibat kebakaran yang banyak terjadi di hutan rawa gambut menyebabkan habitat burung cantik ini semakin berkurang. Sehingga populasinya makin menurun karena tempat tinggalnya dialihfungsikan. Menurut kajian dari IUCN @redlist_ofecosystems, sekarang ini populasi Ciconia stormi dianggap langka (endangered). Diperkirakan jumlahnya hanya kurang dari 500 ekor di setiap rentang geografisnya.

7. Mempercepat Laju Perubahan Iklim

Akibatnya banyaknya asap dan karbon yang dilepaskan saat lahan gambut mengalami kerusakan, emisi gas karbondioksida dan gas-gas lain juga akan semakin meningkat dan menebal di atmosfer. Hal ini akan berdampak langsung pada percepatan perubahan iklim dan pemanasan global.

Apa yang Terjadi Jika Karbon Terus Terlepas ke Permukaan Bumi?

Di lansir dari Pantau Gambut, mereka membuat analogi kalau gambut itu seperti celengan yang dapat menyipan karbon. Sementara lahan gambut di Indonesia dapat menyimpan karbon xebanyak 55 gigaton atau lebih dari 60% cadangan karbon gambut secara global.

Bayangkan saja jika jumlah lahan gambut di Indonesia terus berkurang, maka akan banyak sekali karbon yang terlepas. Kemudian atmosfer bumi akan dipenuhi oleh asap dan kumpulan gas-gas emisi rumah kaca.

Belum lagi polusi yang berasal dari asap kendaraan, pabrik, pembangkit listrik dari batu bara dan lain-lain. Semua itu akan berkontribusi menambah ketebalan selimut polusi pada atmosfer bumi. Ini berbahaya, karena jika tidak ada upaya yang serius untuk menyikapi masalah ini maka selimut polusi yang menutupi atmosfer akan semakin tebal. Manusia akan langsung merasakan dampak buruknya.

Selimut Polusi

Apa yang Harus Kita Lakukan?

Setelah kita mengetahui tentang bahaya penurunan lahan gambut. Kita harus menyadari bahwa lahan gambut telah memberikan banyak peran penting bagi kelangsungan hidup di bumi. Satu-satunya hal yang dapat kita lakukan sekarang tentu melindungi lahan gambut yang masih tersisa dan berusaha mengembalikan lahan gambut yang rusak dengan restorasi lahan gambut. 

Meskipun butuh waktu ribuan tahun untuk membentuk kembali lahan gambut. Setidaknya kita berupaya untuk menjaga bumi menjadi lebih baik untuk diwariskan pada generasi selanjutnya. Ketimbang memakai waktu yang kita punya untuk mengekspoitasi dan merusaknya.

Sebagai masyarakat sipil, kita harus terus mendorong pemerintah untuk berkomitmen dalam pengelolaan dan perlindungan lahan gambut. Termasuk keseriusan dalam menegakkan hukum bagi korporasi yang selama ini berperan besar dalam kerusakan hutan dan lahan gambut. Pemerintah memiliki andil yang besar dalam hal ini. Sebagai penentu kebijakan seharusnya mereka dapat memberikan yang terbaik untuk melindungi tabungan karbon yang ada di Indonesia ini.

16 Responses to "Bahaya! Ini yang Harus Kamu Ketahui Tentang Degradasi Lahan Gambut"

  1. Seram juga ya akibatnya lahan gabut nih, jadi mulai sekarang kita jaga bumi ini untuk kebaikan bersama

    ReplyDelete
  2. Perlu adanya edukasasi bagi warga terutama yang berada di sekitar gambut agar tidak membakar gambut. Di Sumetera pembakaran gambut sangat sering terjadi. Itulah salah satu penyebab kebakaran hutan.

    ReplyDelete
  3. ini jadi hal yang dipertimbangkan ketika akan nambah anak, bagaimana generasi anak-anak kita nanti hidupnya yaaa, jika kondisi bumi semakin ke sini semakin rusak..

    ReplyDelete
  4. Wow Saya baru tahu nih kak kalau Proses pembentukan lahan gambut dapat berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun .

    ReplyDelete
  5. Perlu sosialisasi juga ya mba dari pemerintah dan dinas terkait mengenai lahan gambut ini, jujur aku baru tau loh istilah lahan gambut dari baca artikel ini

    ReplyDelete
  6. Ternyata gambut juga banyak manfaatnya bagi manusia ya mba. Sayang sekali kalau dirusak, karena dampak negatifnya itu lho :(

    ReplyDelete
  7. Persoalan pengalihfungsian sawah jadi perumahan, kian lama kian terjadi. 20 tahun lalu, di komplek rumah saya hanya ada 4 rumah, depan belakang sawah semua. Eh, sekarang udah jadi rumah semua. Jalan aja sempit.

    Dan sama, dari dulu nggak pernah banjir, sekarang pernah walau intensitasnya nggak separah banjir Jakarta.

    ReplyDelete
  8. Ngeri banget baca bagian atmosfer akan dikelilingi selimut polusi. Apalagi setelah mengetahui kalau jumlah lahan gambut semakin lama semakin menurun. Kebayang gimana dampaknya juga buat manusia dan perubahan iklim. Makanya di sini juga banjir mulu nih.

    ReplyDelete
  9. Wah baru tau jadi terjadinya perubahan iklim ternyata salah satu faktornya karena terganggunya ekosistem gambut ya kak

    ReplyDelete
  10. Lahan gambut emang memiliki peranann penting dalam menahan laju perubahan iklim. Jadi bener sih mbak kalo kita harus mulai peduli untuk menjaganya

    ReplyDelete
  11. Seram sekali melihat selimut polusi yang kian hari kian menebal jika manusia tidak aware dengan apa yang dilakukan kini. Bisa jadi semakin panjang dampak terhadap lingkungan dan semakin tidak ada lagi tempat yang sehat dan aman untuk kita semua tinggal. Mari bersama-sama hutan gambut kita. Minimal membiasakan hal-hal kecil yang baik untuk lingkungan.

    ReplyDelete
  12. Pantes ya makin ke sini cuaca makin nggak jelas. Hujan tapi panas, hujan tapi gerah banget dampak dari perubahan iklim ya. Dan lahan gambut ini penolong banget. Yuk lestarikan. Aamiin

    ReplyDelete
  13. Betul banget, barusan hujan deras gak seperti biasanya, dan jalan ke rumahku kena longsor. Huhuhu

    ReplyDelete
  14. Iya mbak, bukan hanya di Meto tetapi di Bandar Lampung juga sudah termasuk sepertinya ya. Kemudian juga perlu adanya edukasi secara masif kepada warga yaa

    ReplyDelete
  15. Penelitianku dulu ada tentang media Gambut. Tapi enggak lanjut hehe... Baca ini jadi banyak info baru.

    ReplyDelete
  16. Wah keren banget mbak artikelnya, bagus juga ya mbak kalau didukung dengan pihak terkait dan pemangku kebijakan ya mbak.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel