Checklist Pertanyaan Sebelum Menikah yang Perlu Kamu dan Pasangan Diskusikan


Beberapa kali saya mendapat pertanyaan dari teman atau adik tingkat. Tentang bagaimana saya bisa yakin, bahwa laki-laki yang menjadi suami saya ini adalah pilihan yang tepat. Saya sendiri tentu pernah punya keraguan ketika menjalin hubungan sebelum menikah.

Untuk meyakinkan diri bahwa laki-laki ini adalah pilihan yang tepat. Menurut saya perlu kiranya menyamakan frekuensi kita tentang banyak hal. Apalagi sebagai seorang perempuan yang belajar tentang isu kesetaraan gender saya cukup pemilih dalam menentukan pasangan. 

Ketika sudah menikah hampir empat tahun, saya sering mendapat pertanyaan tentang bagaimana menemukan pasangan yang satu frekuensi dan mau berbagi peran. Untuk mengetahui dan membangun kesatuan persepsi rasanya memang kita harus sering berdiskusi dengan calon pasangan kita ini. 

Pernikahan merupakan relasi yang akan berlangsung dalam waktu yang lama. Kita pasti tidak ingin salah pilih. Maka dengan mengajukan banyak pertanyaan bisa menjadi awal diskusi yang terbuka dengan calon suami. Supaya kita bisa saling mengenal dan menyamakan persepsi tentang banyak hal.

Berikut ini Checklist Pertanyaan Sebelum Menikah yang Perlu Kamu dan Pasangan Diskusikan.

Soal Peran dan Tanggung Jawab

1. Menurut kamu, apa arti peran suami dan istri dalam pernikahan?

Kita dan calon pasangan dibesarkan dari dua keluarga yang berbeda. Tentu kita punya role model yang berbeda dalam hal peran suami dan istri. Jadi penting sekali membuka diskusi tentang bagaimana peran suami dan istri yang diharapkan masing-masing individu. Jika ternyata terdapat perbedaan, kita dapat berlatih untuk berkompromi bagaimana mewujudkan relasi impian yang dicita-citakan bersama.

2. Apakah kamu keberatan jika istrimu punya karier dan penghasilan sendiri?

Ada beberapa laki-laki yang memiliki pandangan bahwa mereka lebih percaya diri jika istrinya tidak perlu berkarir di luar rumah. Ada juga anggapan tentang perempuan yang berkarir biasanya tidak bisa menjalankan peran istri dengan baik. Padahal perempuan juga punya hak untuk memaksimalkan potensinya sebagai manusia yang utuh. Maka hal ini sangat penting untuk didiskusikan sebelum menikah.

3. Siapa yang menurutmu bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak?

Menurut saya ini adalah pertanyaan yang sangat penting. Apalagi jika perempuan ingin tetap berkarir setelah menikah. Tanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak biasanya selalu dibebankan kepada perempuan. Begitulah konstruksi masyarakat patriarki. Sehingga perempuan sangat rentan menjadi korban beban ganda.

4. Kalau suatu saat aku lebih sukses secara finansial, apakah itu akan jadi masalah buat kamu?

Laki-laki yang dibesarkan dalam masyarakat patriarki biasanya punya anggapan bahwa harga dirinya bisa turun jika istrinya punya penghasilan lebih besar. Ada semacam ketakutan dilangkahi perempuan. Padahal perempuan berhak mengejar mimpinya setinggi mungkin. Jika ternyata itu menjadikannya lebih sukses daripada suaminya, tidak lantas menjadikannya melangkahi suami. Lebih sukses malah jadi cara untuk berkontribusi dengan baik kepada keluarga.

5. Apa pendapatmu tentang berbagi tugas domestik secara adil, bukan berdasarkan gender?

Saya rasa tidak banyak laki-laki yang dibiasakan mengerjakan pekerjaan domestik. Meskipun terlihat remeh. Pekerjaan domestik tidak bisa diabaikan begitu saja. Pembagian yang adil akan sangat mendukung relasi yang lebih harmonis. Karena keduanya sama-sama nyaman dan tidak merasa paling lelah sendiri.

Soal Nilai dan Visi Hidup

6. Apa pandangan kamu soal kesetaraan gender di dalam keluarga?

Kesetaraan gender bisa saja menjadi hal yang baru bagi seorang laki-laki. Perlu diskusi yang panjang mengenai topik ini. Karena hal ini sangat berhubungan dengan bagaimana konsep pola asuh yang akan diterapkan kepada anak-anak. Laki-laki sangat diuntungkan dengan budaya patriarki. Jadi tidak menutup kemungkinan mereka tidak merasa perlu memperjuangkan kesetaraan gender.

7. Apakah kamu merasa nyaman berdiskusi dengan pasangan yang punya pendapat berbeda?

Saya pernah mendengar cerita dari orang yang sudah puluhan tahun berumah tangga. Katanya mereka sangat jarang berdiskusi. Setiap ada perbedaan pendapat pasti jadi ribut. Sehingga memilih untuk tidak berdiskusi daripada ribut. Padahal diskusi ini sangat penting dalam rumah tangga. Ibaratnya perushaaan, rumah tangga juga punya tujuan untuk dicapai. Kalau menghindari diskusi karena takut berbeda pendapat, bagaimana tujuannya akan segera tercapai?

8. Bagaimana kamu menghadapi pasangan yang kritis atau menentang keputusanmu?

Budaya patriarki menempatkan posisi laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Jika ada perempuan yang menentang pendapat laki-laki akan dianggap kurang ajar, tidak sopan dan kurang baik. Padahal sikap kritis sangat diperlukan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan rumah tangga. Seharusnya kita tidak perlu merasa takut akan sikap kritis pasangan. Justru ini jadi koreksi dan pengingat yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan.

9. Apakah kamu percaya bahwa suami punya hak istimewa hanya karena dia laki-laki?

Dalam masyarakat patriarki, anggapan bahwa perempuan harus melayani laki-laki adalah hal yang lumrah. Hanya karena laki-laki dia pantas dicucikan bajunya, diambilkan makanan, dibuatkan minuman kesukaannya. Dan sederet hak istimewa lainnya hanya karena dia laki-laki. Tidak peduli seberapa lelah pekerjaan perempuan. Ini jadi topik yang sangat penting didiskusikan kepada pasangan sebelum menikah.

10. Bagaimana kamu memandang kepemimpinan dalam rumah tangga--apakah harus selalu suami?

Kepemimpikan erat kaitannya dengan proses pengambilan keputusan. Saya percaya dalam rumah tangga semua keputusan penting harus didiskusikan suami dan istri. Kalau keputusan diambil tanpa pendapat satu sama lain pasti akan memicu konflik atau kejanggalan di hati salah satu pihak. 

Soal Komunikasi dan Konflik

11. Kalau kita tidak sepakat tentang sesuatu, bagaimana kamu biasanya menyelesaikannya?

Setiap individu harus punya kemampuan manajemen konflik. Ini hubungannya dengan egoisme. Komunikasi menjadi kunci penting dalam hubungan pernikahan. Sementara konflik sudah pasti ada di dalamnya. Maka suami dan istri perlu melatih diri bagaimana mengatasi perbedaan pendapat. Bagaimana menyelesaikan konflik berdua.

12. Pernahkah kamu merasa perlu mengontrol pasanganmu? Kenapa?

Dalam budaya patriarki perempuan sudah seperti barang. Dibilang laku dan tidak laku. Sering dikontrol karena dianggap perlu dilindungi. Sementara laki-laki mutlak sebagai pelindung. Menurut saya ini jadi alasan laki-laki harus mengontrol perempuan. Dilarang ini itu tanpa alasan yang logis. Atau kontol ini juga bersumber dari rasa tidak percaya diri laki-laki. Bahwa jika tidak mengontrol jadi kurang maskulin.

Soal Pandangan Jangka Panjang

13. Apa yang kamu harapkan dari istrimu dalam jangka panjang?

Ada banyak hal yang diharapkan setiap individu dalam jangka panjang. Tentu kita harus mendikusikan hal ini. Supaya bisa mempererat keyakinan diri terhadap satu sama lain. Apakah kita benar-benar berada di tujuan yang sama. Tentang cita-cita dan keinginan jangka panjang. Hal ini bisa jadi semangat untuk mewujudkan couple goals.

14. Kalau kita punya anak perempuan, apa yang akan kamu ajarkan tentang menjadi perempuan?

Saya ingat waku masih belajar tentang bagaimana mewujudkan pendidikan anak yang berkualitas. Awal mulanya ditentukan saat memilih pasangan. Kita bisa tahu bagaimana kualitas calon pasangan kita saat membicarakan bagaimana konsep pola asuh yang ingin diterapkan. Apalagi kita punya nilai-nilai kesetaraan yang sudah diyakini. Penting sekali bukan? Mencita-citakan pola asuh yang tidak patriarki.

15. Kalau kita punya anak laki-laki, apa yang akan kamu ajarkan tentang menjadi laki-laki?

Sama dengan punya anak perempuan. Kitapun perlu berdiskusi tentang pola asuh terhadap anak laki-laki. Apalagi di era sekarang, ketika teknologi berkembang begitu pesatnya. Akan ada banyak sekali tantangan dalam mengasuh anak, apapun gendernya. Ini akan jadi diskusi yang sangat menarik dengan calon pasangan.

Soal Penghasilan dan Pengeluaran

16. Bagaimana menurutmu cara terbaik mengatur keuangan rumah tangga? Apakah harus digabung atau tetap dipisah?

Saya punya teman yang cerita masih tidak tahu gaji suami padahal sudah menikah hampir dua tahun. Menurut saya ini sedikit aneh. Karena dalam rumah tangga keterbukaan tentang keuangan penting sekali. Karena kita mau menggapai tujuan bersama. Mengatur keuangan rumah tangga juga bukan hal yang mudah. Perlu kontribusi yang baik dari kedua belah pihak akan tidak memberatkan satu sama lain.

17. Kalau kita sama-sama bekerja dan punya penghasilan, menurutmu siapa yang seharusnya bayar apa?

Jika kita sepakat untuk tidak menggabung penghasilan, tentu butuh kesepakatan tentang siapa yang harus bayar kebutuhan ini dan itu. Intinya semua tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Walaupun bukan bisnis, kesepakatan dalam pernikahan memang jadi hal yang sangat penting. Kalau tidak sepakat ya ngapain menikah?

18. Menurutmu penting nggak untuk sama-sama transparan soal pengeluaran pribadi?

Laki-laki dan perempuan punya kebutuhan yang berbeda. Transparansi dalam pengeluaran yang sifatnya pribadi ini sangat penting. Supaya satu sama lain sama-sama tahu kebutuhan yang sifatnya pokok. Sehingga tidak ada kecurigaan di kemudian hari tentang pengeluaran yang sifatnya pribadi. Termasuk ketika memberikan uang kepada sanak saudara dan orang tua.

Soal Gaya Hidup dan Prioritas

20. Menurut kamu penting nggak punya tabungan bersama dan dana darurat keluarga?

Sebagai pasangan suami istri, tentu kita berharap dapat menua bersama. Maka cita-cita tentang merdeka finansial sudah seharusnya jadi diskusi yang pokok sebelum menikah. Begitu juga dengan dana darurat yang posisinya cukup penting dalam pengelolaan finansial. Dengan berdiskusi tentang ini, kita dapat belajar tentang bagaimana mengatur ekonomi keluarga supaya tidak terjebak dalam permasalahan keuangan yang bahaya seperi pinjol dan judol.

21. Apa prioritas finansial utama kamu dalam lima tahun ke depan?

Agar diskusi tentang finansial semakin menarik dan terukur. Kita juga perlu membicarakan tentang target finansial dalam kurun waktu tertentu. Jadi keputusan finansial yang akan diambil setelah menikah akan jelas. Tidak abu-abu bahkan mengagetkan.

22. Apa kamu lebih tipe hemat, realistis, atau royal soal uang? Dan kenapa?

Sebagai calon teman seumur hidup, karakter seseorang terhadap uang jadi penilaian yang sangat penting. cara memperlakukan uang ini bisa mencerminkan karakter seseorang. Ini juga berkaitan dengan kebiasaan dan gaya hidup yang buruk. Apalagi mengubah kebiasaan yang telah melekat pada diri seseoraang itu sangat sulit. Jadi pastikan semuanya jelas dan tidak merugikan satu sama lain.

Kesimpulan

Demikianlah Chelist Pertanyaan Sebelum Menikah yang Perlu kamu dan Pasangan Diskusikan. Semuanya saya tulis dengan sudut pandang perempuan yang menganggap pentingnya mewujudkan relasi yang setara. Semoga pertanyaan ini dapat menjadi penuntun dan sarana meyakinkan diri dengan calon pasangan. Jika ada pertanyaan lain yang menurutmu penting diajukan sebelum menikah, coba tulis di kolom komentar ya!

0 Response to "Checklist Pertanyaan Sebelum Menikah yang Perlu Kamu dan Pasangan Diskusikan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel