Mie Petir Kedai Mionlen Metro: Rasa Unik, Harga Bersahabat, Bikin Ketagihan!

Seorang teman membagikan status di WhatsApp, menginformasikan bahwa ada kedai mie yang sedang viral di Metro. Kebetulan tempatnya memang cukup dekat dengan rumahnya. Sebagai pecinta mie, tentu saja saya langsung penasaran dan berkomentar pada statusnya. Saya ingin tahu, seperti apa sih enaknya mie ini sampai bisa digandrungi banyak orang? Apa yang membuatnya beda?

Katanya, Mie Petir itu tipe yang mirip mie pangsit. Bukan mie ayam kampung atau mie tek-tek seperti kesukaan saya. Jujur saja, saya termasuk yang agak pemilih soal mie. Mie pangsit bukanlah favorit saya, karena kadang teksturnya terlalu halus atau justru keras. Jadi meskipun penasaran, saya belum langsung bergegas mencoba Mie Petir dari Kedai_Mionlen ini.

Sampai akhirnya, secara kebetulan, saudara sebelah rumah membelikan Mie Petir untuk saya. Saat itulah semuanya berubah. Dari suapan pertama, saya bisa langsung menobatkan Mie Petir sebagai salah satu mie paling unik yang pernah saya makan. Tekstur mienya itu lembut tapi tidak lembek. Ada sensasi kenyal yang pas, tidak berlebihan, tidak juga terlalu keras. Rasanya seperti ada standar kelezatan yang dijaga betul oleh peracik mie ini.

Yang paling mencuri perhatian saya adalah bumbunya. Khas, gurih, sedikit pedas, dan punya aroma yang membangkitkan selera. Saya mencium aroma daun jeruk di dalamnya—dan benar saja, sensasi segar dari daun jeruk ini memberi sentuhan berbeda pada mie. Saya memang suka memasukkan daun jeruk ke dalam masakan di rumah, tapi tidak semua masakan cocok, apalagi mie. Kalau takarannya salah, bisa jadi pahit atau malah bikin mual. Tapi di sini, daun jeruknya justru memperkaya rasa.

Pangsit gorengnya juga tidak kalah juara. Saya sampai tak bisa berhenti mengunyah. Teksturnya renyah dengan bumbu yang meresap sempurna. Bukan sekadar kulit pangsit goreng polos, tapi punya rasa gurih dan aroma yang menggoda. Dan isiannya? Ayamnya terasa banget! Lembut, gurih, dan terasa diolah dengan niat, bukan asal-asalan.

Walaupun namanya “Mie Petir”, saya rasa level kepedasannya masih bersahabat untuk semua kalangan. Buat yang suka pedas, rasa mericanya cukup nendang. Tapi buat yang nggak terlalu suka pedas pun masih aman. Ini beda dari mie-mie pedas lainnya yang kadang terlalu mengandalkan cabai sampai mengorbankan rasa bumbu. Mie Petir punya karakter sendiri. Pedasnya berasal dari merica yang hangat di tenggorokan, bukan dari cabai yang menyengat.

Kalau dibandingkan dengan mie-mie viral lainnya seperti Mie Gacoan, saya pribadi lebih memilih Mie Petir ini. Rasa bumbunya lebih kompleks, tekstur mienya lebih nyaman di mulut, dan keseluruhan pengalamannya terasa lebih "niat". Mungkin karena porsinya juga pas—tidak terlalu banyak tapi cukup memuaskan. Cocok buat yang ingin kenyang tapi tetap bisa menikmati setiap suapan tanpa buru-buru.

Soal lokasi, memang agak masuk ke dalam. Kedai_Mionlen ini berada di kawasan Ganjar Agung, tepatnya di Jalan Flores Nomor 76, Metro Barat. Tapi jangan khawatir, tempatnya mudah ditemukan lewat Google Maps. Atau, bisa juga cek akun Instagram mereka di @kedai_mionlen. Owner-nya cukup informatif dan sudah membagikan video penjelasan rute ke kedainya.

Harganya? Super ramah di kantong! Mie Petir dibanderol mulai dari Rp10.000 hingga Rp15.000 saja. Dengan rasa seenak itu, rasanya worth it banget. Jarang-jarang ada makanan enak, kenyang, dan murah sekaligus. Bahkan take away-nya pun masih terasa enak, apalagi kalau makan langsung di tempat. Saya jadi penasaran juga dengan menu lain di sana, terutama Mie Ayam Kampung yang katanya tak kalah lezat.

Next time, saya ingin coba makan langsung di tempatnya. Kadang, ambience makan di tempat bisa menambah pengalaman rasa yang lebih utuh. Siapa tahu, saya bisa bertemu langsung dengan peracik mie-nya dan mengobrol soal inspirasi di balik cita rasa Mie Petir yang benar-benar meledak ini.

Buat kamu yang tinggal di Metro atau sedang berkunjung, Mie Petir dari Kedai_Mionlen bisa jadi pilihan kuliner yang wajib dicoba. Jangan sampai menyesal seperti saya yang awalnya ragu, lalu akhirnya jatuh cinta pada suapan pertama.

Ririn Erviana

Suka Jatuh Cinta, Sering Sendirian

Share this post